12 December 2010

Tingkat Bunga: Variabel Terpenting Pasar Keuangan

Saturday, 11 December 2010
DALAM ilmu ekonomi, kita mengenal bermacam pasar, yaitu pasar barang dan jasa, pasar finansial, dan pasar tenaga kerja.


Pasar finansial lebih lanjut dibagi lagi menjadi pasar uang yang berjangka pendek,pasar modal untuk jangka panjang, dan pasar derivatif. Sejalan dengan tiga pasar ini, investasi pun dapat dikelompokkan menjadi tiga. Untuk pasar barang dan jasa atau sektor riil, kita mengenal rumah, toko, ruko, apartemen, dan usaha (bisnis).Adapun produk investasi di pasar keuangan adalah deposito, valuta asing, SBI, commercial paper (CP), saham, obligasi,ETF, efek beragunan aset (EBA), reksa dana (mutual fund), discretionary fund, private equity fund, dan opsi. Terakhir di pasar tenaga kerja, investasi dapat berupa studi lanjut, pelatihan, kursus, dan lokakarya.

Selain berbeda dalam produk investasinya, ketiga pasar di atas juga berbeda dalam variabel terpentingnya. Dalam pasar barang dan jasa, variabel paling menentukan adalah harga. Ilmu tentang harga dan penetapan harga oleh perusahaan ini dikenal sebagai ekonomi mikro. Kita ketahui bersama bahwa harga yang ditetapkan perusahaan atau penjual tidak selalu mencerminkan nilainya ataupun biaya produksinya.Untuk barang-barang generik dengan banyak produk substitusi, sangat mungkin harga ditetapkan berdasarkan biaya produksi plus 20–30% margin keuntungan. Untuk produk-produk ini,perusahaan yang efisien dalam menekan biaya produksi yang akan mempunyai keunggulan.

Namun, ada sekelompok barang dan jasa yang harganya ditetapkan mengikuti demand. Produk yang masuk kelompok ini adalah yang memiliki diferensiasi dengan sedikit atau bahkan tidak ada substitusinya. Contohnya adalah biaya jalan tol. Jika di luar negeri biaya tol tidak pernah naik atau malah diturunkan, di sini ongkos tol justru dinaikkan. Ini karena pengelola tol bersama pemerintah menghitung harga atas dasar demand. Untuk menarik investor baru dan karena tingginya permintaan, biaya tol kita dinaikkan setiap dua tahun mengikuti inflasi. Di ekstrem lain, kita juga menyaksikan banyak produk yang harganya beberapa kali lipat biaya produksinya. Produk teknologi tinggi dan obat baru yang belum ada saingannya masuk kategori ini.

Yang juga masuk kelompok ini adalah produk branded. Jika Anda membeli tas Louis Vuitton, jam tangan Rolex,dan mobil Jaguar misalnya, harga yang Anda bayarkan sebagian besar untuk membeli gengsi.Produk ini sengaja dihargai tinggi di atas biayanya agar hanya terjangkau segelintir konsumen saja. Jika dihargai rendah, produk premium ini akan kehilangan daya tariknya di kalangan atas sebagai produk layak beli.Sementara kelas menengah dan bawah sejak awal merasa tidak mampu memilikinya.

Bunga, Diskonto, Yield, dan Return

Untuk pasar keuangan, variabel terpenting itu tingkat bunga. Dalam pasar keuangan,istilah tingkat bunga ini mempunyai banyak padanannya, yaitu tingkat diskonto, yield, dan return.Diperinci lagi, kita mempunyai puluhan istilah menggunakan kata-kata di atas seperti bunga flat, bunga sederhana, bunga majemuk, bunga biasa, bunga tepat, bunga efektif, bunga diskrit, bunga kontinu, bunga mengambang, bunga tetap, counter rate,dan prime rate. Kemudian ada current yield, yield to call, yield to maturity, dividend yield, holding period yield, money market yield, bank discount yield, dan effective annual yield.

Terakhir, untuk return masih ada return berdasarkan uang (secara kasar dan akurat),returnberdasarkan waktu, return aritmetis, return geometris, internal rate of return (IRR), expected return, required return, return on equity, return on asset, return on investment, dan return disesuaikan risiko. Ilmu atau matematika yang mempelajari tingkat bunga dan seluk-beluknya ini adalah matematika tingkat bunga atau lebih populer dengan nama matematika keuangan. Sangat disayangkan jika mahasiswa bisnis dan akuntansi tidak diajari matematika ini dan hanya diberi matematika ekonomi yang kurang relevan dan pengulangan matematika di SMA.

Sementara di pasar tenaga kerja, variabel yang paling signifikan tidak lain adalah upah dan gaji. Orang bersedia bekerja demi variabel ini. Prinsip dasar investasi adalah membandingkan nilai dan harga berlaku untuk investasi di semua pasar. Seseorang bersedia membeli tanah, properti, atau usaha tertentu karena memandang nilainya melebihi harga yang ditawarkan. Demikian juga ketika seorang investor membeli saham, ORI, sukuk ritel,dan obligasi korporasi.

Di pasar tenaga kerja, kita juga menyaksikan banyak orang bersedia membayar cukup besar untuk memperoleh pendidikan berkualitas karena sudah terbayang gaji yang akan diterimanya kelak ketika bekerja setelah lulus. Prinsip ini berlaku universal untuk siapa pun, di mana pun, dan kapan pun. Masalahnya, tidak seperti harga, nilai bersifat unobservable. Kedua, nilai cenderung stabil dalam jangka pendek seperti harian dan mingguan, sementara harga dapat bergerak sangat volatil dari jam ke jam saat bursa buka.

Value for Money

Tidak hanya dalam investasi, perbandingan nilai dan harga sejatinya juga kita terapkan saat kita membeli barang dan jasa, saat perusahaan menentukan gaji karyawannya, dan saat karyawan memutuskan bertahan di perusahaan tempat bekerjanya. Maksudnya adalah, ketika ingin makan di restoran,menginap di hotel berbintang, membeli peralatan elektronik, dan memilih kendaraan pribadi, kita selalu membandingkan nilai yang kita peroleh dengan harga yang kita bayarkan atau menghitung value for money-nya.

Tidak ada perusahaan yang bersedia membayar gaji seseorang di atas nilai orang itu untuk perusahaan. Di sisi lain, seorang karyawan yang merasa nilai dirinya tinggi juga tidak akan mau menerima pekerjaan dengan gaji yang jauh lebih rendah dari nilainya. Dia akan mencari perusahaan atau pekerjaan yang menggajinya sesuai dengan nilai dirinya.(*)

BUDI FRENSIDY
Penasihat Investasi dan Penulis Buku Matematika Keuangan

No comments:

Post a Comment