28 September 2011

Paidjo

"Bolehkah saya parkir disini?" tanya Paijo seorang pendatang baru, pada seorang Polisi di daerah itu.
"Tidak boleh." sahut si Polisi singkat.
Paijo heran." Kalau tidak boleh kenapa mobil mobil lain, bisa parkir disini?" Paijo kembali bertanya.
"Karena mereka tidak bertanya terlebih dahulu!" sahut Po

26 September 2011

Anak Nakal dan Nenek

Suatu pagi, seorang anak lelaki kecil keluar dari kamarnya dan bertanya pada neneknya,
"Nek, mana Papa dan Mama?"
"Mereka masih di dalam kamar cu.", jawab neneknya.
Anak itu tertawa, kemudian sarapan sendirian lalu pergi bermain.
Ketika pulang, hari sudah siang. Si anak lelaki itu bertanya lagi pada neneknya,
"Nek, di mana Papa dan Mama ?"
"Mereka masih di dalam kamar cu.", jawab singkat neneknya.
Anak itu tertawa geli, lalu menghabiskan makan siangnya dan pergi bermain lagi.
Malam harinya si anak baru pulang untuk makan malam. Sebelum makan si anak itu bertanya lagi pada neneknya.
"Nek, mana Papa dan Mama ?"
"Dari tadi pagi mereka masih dikamar, cu", kembali neneknya menjawab.
Anak itu kembali tertawa geli.
"Kenapa sih kamu ketawa-ketawa?", tanya neneknya keheranan.
Si anak menjawab :
"Semalam kan papa masuk kamarku, minta gel pelembab kulit, tapi saya kasih lem super glue..."

Robot Detektor Kebohongan

Maman adalah seorang genius, profesor pintar yang berhasil menciptakan sebuah robot canggih, yang memiliki kemampuan mendeteksi kebohongan apapun yang dikatakan oleh manusia. Si Robot akan menampar siapapun yang mengucapkan kebohongan. Dengan bangga, Maman membawa robot itu kerumah untuk dipamerkan pada anak dan istrinya.  Maman menunggu anaknya pulang untuk memperlihatkan hasil karyanya yang tercanggih itu.

Tetapi, anaknya tak kunjung pulang. Setelah sekian lama, baru sore hari lah si anak pulang.

"Asep, kamu dari mana? kok jam segini baru pulang” tanya si Maman
"Ada pelajaran tambahan pap" jawab Asep, sang anak.

*PLAK!!!* Sang Robot menampar si anak dengan keras.

"Asep, ini adalah robot ciptaan papap, dia akan menampar siapapun yang berbohong! Sekarang katakan dengan jujur, kenapa kamu pulang telat ??!"
"Maaf pap.... aku habis menonton film di rumah teman"

"Film apa?"
"Film Komedi pap"

*PLAK!!!*

"Ayo katakan dengan jujur film apa ??"
“Maaf pap… saya menonton film porno", jawab Asep sang anak sambil menunduk.

Mendengar jawaban Asep, Maman seketika marah. Matanya melotot. Sambil menunjuk-nunjuk, Maman berkata :
"Kamu ini yah... Kecil-kecil udah punya kelakuan kayak gitu? Kalo besar itu kamu mau jadi apa???! Kurang ajar kamu ya… bikin malu papap ajah."
"Perbuatan yang benar-benar memalukan!!! papap waktu seumuran kamu gak pernah senakal kamu tau !!!"

*PLAK* Maman sang profesor di tampar keras oleh si Robot.

Seketika, suasana rumah hening beberapa saat.

Istri Maman, yang sedari tadi mendengarkan kejadian tersebut keluar kamar dan langsung berkata : "Abang ini gimana sih??? Sama saja kelakuannya kayak anaknya! Buah Apel gak pernah jatuh jauh dari pohonnya kan? Inget Bang, bagaimanapun, Asep itu anak Abang, jadi...."

*PLAK* Si robot menampar istri Maman sebelum dia sempat menyelesaikan kata-katanya

Dan, seketika suasana rumah hening.... heninggggggggggg begitu lama.

Curhatan Ayam

Ayam : Gwe benci banget sama manusia.
Sapi : Lah, mang lo napa..yam??
Ayam : masa gww baru makan beras dikit aja, langsung diusir, sampe di lempar-lempar batu segala. Padahal mereka ampir tiap ari makan telur dan daging gwe. Sebel!!! benci bngt gwe sama yang namanya manusia.
Sapi : Emang lo doang yang benci???? Gwe lebih benci mereka dari siapapun!
Ayam : Emang lo kenapa.. pi?
Sapi : Coba elo bayangin, ampir tiap ari susu gue di elus-elus, dipencet-pencet, diremas-remas, tapi manusia durjana itu ga pernah nikahin gwe, boro-boro ngelamar... Sakiiiittt banget batin gwe , emangnya gw jab1ay.!!!!!

23 September 2011

Cermati dan Antisipasi Krisis

Pada laporannya dua hari lalu Dana Moneter Internasional menilai perekonomian global kini memasuki fase baru yang berbahaya. Ekonomi global akan ditandai perlambatan pertumbuhan secara tajam.

Hal yang sama sebelumnya disampaikan Presiden Bank Dunia Robert Zoellick bahwa perekonomian dunia telah memasuki zona bahaya baru. Menurut Zoellick, apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir adalah gabungan sejumlah peristiwa di Amerika Serikat dan Eropa, yang menyebabkan banyak pelaku pasar kehilangan kepercayaan atas kepemimpinan ekonomi sejumlah negara utama.

Krisis finansial di Amerika Serikat yang diikuti beberapa negara Eropa itu membuat pasar saham global termasuk indeks harga saham gabungan (IHSG) tertekan signifikan. IHSG pada perdagangan kemarin ditutup terkoreksi dalam sebanyak 328,351 poin (8,89%) ke level 3.369,143.Penurunan IHSG tercatat sebagai yang paling buruk di Asia. Dalam beberapa hari terakhir rupiah juga melemah meskipun pada penutupan kemarin menguat karena intervensi Bank Indonesia.

Dalam beberapa hari ke depan, IHSG diprediksi kembali turun karena kondisi global dan regional semakin negatif yang ikut menekan situasi domestik. Perlu dicatat bahwa kondisi domestik saat ini lebih disebabkan pasar finansial global.Ketidakstabilan di pasar global membuat pelaku pasar di dalam negeri mengambil posisi lepas saham sambil menunggu perkembangan positif dari pengambil kebijakan dalam menangani krisis.

Krisis karena pengaruh global juga terjadi pada 2008,dengan penyebab utama utang untuk kredit perumahan AS. Kondisi domestik Indonesia saat itu tidak banyak terpengaruh karena fundamentalnya yang kuat.Ketika itu IHSG juga melemah dalam, tetapi kembali menguat setelah krisis mereda dalam tempo yang tidak terlalu lama. Berbeda dengan yang terjadi pada krisis 1997/1998 di mana muasal penyebabnya ada di Asia.

Faktor politik menjelang pergantian rezim turut berpengaruh besar dalam membuat ekonomi kita ketika itu terjerembab sangat dalam. Bahkan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk kembali pulih seperti sediakala. Krisis kali ini tentu tidak bisa disikapi enteng seperti pada 2008 dengan keyakinan akan pulih kembali.Tetapi juga tidak harus disikapi dengan panik, seakan-akan kembali menghadapi krisis seperti pada 1998. Bagaimanapun kondisi krisis pada setiap masanya berbeda.

Memang ada perkiraan kondisi global saat ini lebih serius dari perkiraan atau lebih berat dari yang terjadi pada 2008.Yang penting tetap ada pegangan bahwa secara fundamental ekonomi di Indonesia masih bagus.Sembari berpegangan,sebaiknya terus mencermati dan antisipasi agar gejolak krisis tidak memengaruhi ekonomi semakin dalam. Belajar dari pengalaman krisis 1998 dan 2008, kita meyakini pemerintah dan Bank Indonesia telah menyiapkan berbagai macam instrumen sebagai antisipasi untuk menjaga kestabilan perekonomian Indonesia.

Pemerintah harus didorong untuk memenuhi janjinya,menjaga daya beli masyarakat, dalam arti menjaga inflasi. Semua kalangan seharusnya tetap optimistis dan bersinergi untuk memelihara momentum pertumbuhan ekonomi dan mengelola serta mengatasi dampak krisis AS dan Eropa.Penting untuk selalu ditekankan, semuanya tidak boleh panik dan harus menjaga kepercayaan masyarakat. Kepanikan hanya akan membuat pasar jadi lebih buruk.

22 September 2011

Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid), mantan Presiden RI

“Tujuh puluh persen wilayah Indonesia adalah air asin, karena itu mengapa kita mengimpor garam? Okelah kalau bodoh, tapi mengapa sengaja bodoh?”

Reformasi Birokrasi dan Reshuffle Kabinet

Tiga belas tahun sudah era Reformasi berjalan. Tapi, apa daya, harapan rakyat yang memimpikan terwujudnya pemerintahan yang bersih, efektif, dan efisien tak juga menjadi kenyataan.

Sebab, perubahan rezim tak serta-merta membuat rakyat dapat bernapas lega. Sama seperti rezim sebelumnya, era Reformasi juga tak kuasa membebaskan dirinya dari sindrom kolusi,korupsi, dan nepotisme (KKN). Sifat persebarannya malah makin mengerikan karena tidak saja merasuk ke hampir semua institusi negara, termasuk legislatif, tetapi juga ke partai politik dan dunia usaha.

Hal ini, misalnya, terlihat dari kasus suap Sesmenpora dan Kemenakertrans yang ramai dibicarakan akhir-akhir ini. Harus diakui bahwa era Reformasi telah berhasil melahirkan kebebasan berdemokrasi. Tapi, kualitas sistem dan perilaku politik dan birokrasi masih tetap tersandera oleh budaya patrimonial. Sebagai lokomotif pemerintahan, idealnya birokrasi bisa menjadi garda terdepan dalam menyejahterakan rakyat dan mewujudkan pelayanan publik yang baik.

Oleh karena itu, selain memiliki good will dan komitmen yang kuat, birokrasi harus berani memperlihatkan perlawanannya dari dan bukan menghambakan dirinya pada premanisme politik dan kekuasaan. Di mata publik, potret buram birokrasi di Indonesia bersumber dari rendahnya kinerja pegawai negeri sipil (PNS).Ada banyak faktor yang menyebabkannya.

Salah satunya karena belum diterapkannya merit system dan gaji yang memadai. Bagi birokrat, gaji tak selalu identik dengan pendapatan. Kondisi ini telah menciptakan berlangsungnya hubungan kerja yang kolutif,nepotis,dan diskriminatif. Sejarah politik Indonesia menunjukkan bahwa birokrasi senantiasa tidak ditempatkan pada posisi, fungsi, dan perannya sebagai sebuah organisasi yang mengurus negara dan pelaksana pembangunan.

Sejak Indonesia merdeka sampai sekarang, pembenahan yang dilakukan belum substansial. Bahkan,umum dijumpai bahwa birokrasi digunakan sebagai mesin politik dan menggantikan fungsi serta peran partai politik sekaligus.Penetrasi politik dalam birokrasi pada akhirnya hanya menghasilkan disorientasi PNS/ birokrat yang hanya mengabdi kepada penguasa dan par-tainya dan bukannya menjadi “abdi negara” dan “abdi masyarakat”.

Kondisi ini jelas berdampak negatif terhadap karier PNS dan perkembangan birokrasi. Upaya untuk mereformasi birokrasi bukannya tak ada, melainkan tak memadai. Sejauh ini reformasi birokrasi lebih dimaknai sebagai remunerasi atau kenaikan gaji pegawai tanpa disertai dengan ketegasan penegakan hukum.Yang tersebut terakhir ini penting dikedepankan, antara lain untuk menggenjot peningkatan daya saing ekonomi.

Selain karena regulasi yang tak probisnis, rendahnya penegakan hukum telah menyuburkan praktik ekonomi biaya tinggi yang memperlemah daya saing ekonomi global Indonesia. Kasus Indonesia menunjukkan pentingnya membangun semangat kepeloporan dan mengurangi “budaya petunjuk”.

Setiap birokrat perlu membiasakan diri mencari caracara baru pelayanan publik yang praktis, nondis krimintaif, tangkas, inisiatif, antisipatif, dan proaktif dalam membaca kebutuhan publik.Kentalnya budaya petunjuk, misalnya, telah menurunkan kualitas pelayanan publik. Ciri birokrasi tersebut diperlukan untuk memutus mata rantai nilai-nilai patrimonial yang telanjur menjangkiti birokrasi dan mengganggu efektivitas kinerja pemerintahan.

Berharap Berkah Reshuffle Kabinet

Jauh di luar harapan publik, sejak tahun pertama Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II tak mampu memperlihatkan kinerja terbaiknya. Bahkan, para tokoh lintas agama, misalnya, mengungkap 18 tuduhan kebohongan publik yang dilakukan pemerintah. Usulan reshuffle kabinet telah berkalikali dikumandangkan, tetapi tak pernah mendapat tanggapan serius.

Dengan munculnya berbagai kasus suap/korupsi belakangan ini, tampaknya kali ini pemerintah tak lagi bisa mengelak. Indikasi akan adanya reshuffle kabinet, bahkan, telah diperlihatkan secara tersirat oleh SBY dan orang-orang terdekatnya. Buat rakyat, masalah reshufflekabinet menjadi penting bila hal tersebut bukanlah sekadar terjadinya perubahan personal para menteri,melainkan menjadi momentum percepatan pembangunan, khususnya melalui reformasi birokrasi dan penegakan hukum.

Kedua hal ini dibutuhkan untuk mewujudkan program KIB II yang disebut pro-poor,pro-job, dan propemerataan. Rendahnya kinerja kabinet sesungguhnya tak hanya disebabkan oleh lemahnya kepemimpinan seorang menteri, melainkan juga karena sistem pemerintahan dan birokrasinya yang belum tertata secara baik. Cerita sukses dari seorang menteri akan menjadi sia-sia bila hal itu tak dibingkai dalam sebuah sistem pemerintahan dan birokrasi yang memungkinkan terjadinya kesinambungan.

Tiadanya jaminan kesinambungan inilah yang mengharuskan Indonesia membangun sistem yang mantap. Pengalaman selama dua tahun terakhir ini menunjukkan bahwaIndonesiapadadasarnya memerlukan dibentuknya zaken kabinet atau kabinet ahli (kabinet kerja 2012–2014).Para ahli ini bisa berasal dari berbagai profesi, termasuk partai. Tak seperti dewasa ini,idealnya anggota kabinet yang berasal dari partai terlarang merangkap jabatan, apalagi se-bagai pimpinan partai.

Kondisi tersebut cenderung menyandera Presiden dalam upayanya memperbaiki kinerja dan mengakselerasi program-program kerja pemerintahannya. Presiden, misalnya, akan merasa ewuh pekewuh dan mengalami kesulitan untuk bersikap tegas kepada anggota kabinetnya yang diduga keras melanggar etika jabatan dan tersangkut korupsi dan manipulasi. Melihat maraknya korupsi dan suap di eksekutif,legislatif, dan yudikatif, kiranya penting dibuat format/formula budaya etika kerja yang memungkinkan terjadinya budaya lengser jabatan seperti yang banyak terjadi di Jepang, misalnya.

Di bawah sistem politik Pancasila yang berketuhanan, setiap pejabat publik yang terindikasi kuat melanggar sumpah jabatannya harus menunjukkan sikap legawa dan bukannya berlindung di balik SK jabatan sebagaimana banyak terjadi. Dengan kemenangan mutlak dalam pemilihan presiden langsung 2009, rakyat sangat berharap munculnya keberanian Presiden dalam menyusun anggota kabinet yang lebih mengakomodasi kebutuhan rakyat ketimbang kepentingan partai.

Politik pencitraan jelas perlu, tetapi hal itu tak cukup diwujudkan dalam bentuk wacana, melainkan mesti dalam tindakan nyata sebagai jawaban konkret, misalnya atas pernyataan para tokoh lintas agama tentang 18 tuduhan kebohongan publik yang dilakukan pemerintah.

Negeri Serba-Impor

Guna memenuhi berbagai kebutuhan di dalam negeri, sepertinya tidak afdal bila tak mendatangkannya dari luar negeri alias impor.Gaung promo produk asli domestik yang berbunyi “Aku Cinta Produk Indonesia” tenggelam oleh melambungnya angka-angka berbagai komoditas impor,padahal pada dasarnya suplai dari dalam negeri cukup melimpah.

Belakangan ini, hampir setiap hari Menteri Perikanan dan Kelautan Fadel Muhammad “mengamuk”di layar kaca mempersoalkan serbuan barang impor,terutama garam dan ikan. Tapi anehnya,Fadel Muhammad seperti berjuang sendiri menahan laju komoditas impor yang terkait dengan kementerian yang dipimpinnya.Padahal kita tahu serbuan barang impor telah merambah ke berbagai sektor yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Fadel tak kenal kompromi untuk urusan impor garam dan ikan, teman sejawat di kementerian ekonomi yang mengatur regulasi impor pun “dilabrak”.Dan,lebih aneh lagi suara wakil rakyat yang berkantor di Senayan tak juga menunjukkkan perhatian serius. Mengapa komoditas impor bisa menggusur keberadaan komoditas produk asli negeri ini? Benarkah kualitas barang impor lebih unggul dibandingkan barang lokal?

Benarkah ini sekadar persoalan harga yang lebih murah sehingga gampang dijual di pasar domestik? Benarkah kegiatan impor adalah cara instan pengusaha mencari duit dengan menggunakan beking politikus? Masih banyak pertanyaan lain yang bakal muncul, tetapi hanya dua kata ampuh yang bisa menjawab dengan tuntas, yaitu “komitmen pemerintah” dalam menjalankan berbagai regulasi yang berkaitan dengan aktivitas impor.

Buah impor adalah salah satu komoditas impor yang sangat “bersahabat” di kalangan masyarakat. Buah impor dari berbagai jenis begitu mudah didapatkan mulai dari pasar tradisional, di sudut-sudut jalan hingga toko besar yang berspesialisasi untuk penjualan buah. Karena distributor dan pedagang buah impor menguasai titik-titik strategis penjualan,menurut Wakil Menteri Pertanian (Mentan) Bayu Krisnamurthi, hal itu membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan buah tersebut.

Namun dari sisi nilai impor, papar wakil Mentan, termasuk kecil, hanya sekitar 5% hingga 10% . Selain menguasai titik-titik strategis penjualan, buah impor juga lebih menonjol karena kebanyakan buah harian,sementara buah lokal sifatnya musiman. Jadi ketersediaan buah impor untuk kebutuhan masyarakat nyaris tak pernah absen.Itu versi pembelaan pemerintah terhadap serbuan buah impor.

Sekarang yang harus kita gugat, langkah apa yang ditempuh pemerintah dalam memberdayakan buah lokal agar tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri? Di atas kertas, pemerintah selalu menggaungkan dua strategi untuk mengangkat daya saing buah lokal. Pertama, meningkatkan citra buah lokal sebagai produk segar.Kedua, meningkatkan kompetisi harga buah lokal dengan peningkatan produksi.

Namun fakta riil di pasar kondisi buah lokal masih terpinggirkan oleh buah impor. Terlepas dari soal buah impor,data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai impor terus bergerak naik.Tengok saja perkembangan nilai impor dari Januari hingga Juli 2011 menembus angka USD99,64 miliar atau naik 31,87% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai USD75,56 miliar.

Di sisi lain, nilai ekspor juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Sayangnya pertumbuhan nilai ekspor dikalahkan oleh nilai impor beberapa bulan terakhir ini, akibatnya surplus neraca perdagangan mulai tergerus.Memang belum signifikan, tetapi hal itu perlu segera mendapat perhatian.

Karena itu, tak berlebihan kalau kita berharap muncul pembantu presiden lagi selain Fadel Muhammad yang mengibarkan bendera komitmen membendung laju nilai impor dengan semangat tidak bertentangan dengan aturan perdagangan internasional yang bisa kontraproduktif.

Jangan Panik Mengatasi Kolik

Bayi ibu sering mendadak rewel menjelang malam hari? Bisa jadi bayi mengalami kolik. Diperkirakan sekitar 40% bayi menderita kolik. Pelajari gejala dan cara mengatasi gangguan ini.

Setiap sore menjelang malam hari,Yuni selalu menemukan bayinya yang baru berusia 3 bulan, Kevin, mendadak menjadi rewel.Padahal,pada siang hari Kevin tampak biasa-biasa saja dan malah senang berada dekat sang ibu sambil diajak bermain. Namun, sikap Kevin berubah 180 derajat ketika hari mulai senja. “Pokoknya kalau sudah magrib,Kevin pasti rewel, teriak kencang, dan nangis tidak berhenti.

Saya sampai panik dan malah jadi paranoid sendiri kalau sudah mau sore,”tutur Yuni sambil menghela napas. Kalau sudah begitu,Yuni memeluk erat Kevin dan berusaha menyusuinya. Pengalaman Yuni mungkin juga pernah Anda alami kala mengurus si kecil. Kondisi tersebut lazim dinamakan kolik. Penyebab kolik belum diketahui pasti, tetapi ada sejumlah faktor penyebab potensial.

Salah satunya karena bayi menghirup terlalu banyak udara tanpa bersendawa sehingga menyebabkan perutnya kembung dan terasa sangat sakit. Faktor lain, usus besar bayi bekerja terlalu keras untuk mengeluarkan kotoran dari tubuh sehingga menyebabkan kram. Menurut dr Suririnah dalam bukunya, Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan,kolik merupakan keadaan ketika bayi menangis dalam 3 jam sehari atau 3 hari per minggu.

Gejala kolik bisa dilihat bila bayi menangis dalam kesakitan, mukanya menjadi kemerahan, perutnya tegang, menarik kakinya, dan mengepalkan tangan. Menenangkan bayi yang sedang kolik tidak mudah karena bayi sedang kesakitan. Karena itu, ibu dapat meringankan kesakitannya dengan menggendong dan mengayunkan perlahan, menyanyikan lagu yang lembut,maupun mengusap punggung atau perutnya.

Namun, apabila keluhan ini terus berlanjut,ada baiknya ibu memeriksakan ke dokter. Kolik mulai terjadi ketika bayi berumur 2 minggu sampai 3 bulan.Ada juga yang berpendapat kolik bisa terjadi sampai bayi berusia 6 bulan.Tangisan kolik lain dengan tangisan biasa.Bayi yang menangis ketika dalam kondisi ini, biasanya terlihat sangat kesal dan sedih.

Dari kaca mata psikologi, kondisi bayi yang tengah mengalami kolik dikatakan sebagai masa disintegrasi ego, yaitu masa ketika bayi merasa letih karena sepanjang hari mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan dan dirinya sendiri. Menurut psikolog Anna Freud yang beraliran psikoanalisis, bayi lantas kehilangan kontrol atas keseimbangan emosionalnya.

Hal ini tampak wajar karena seorang bayi pada usia ini tidak tahu bagaimana harus rileks, dan akhirnya bayi menjadi rewel. Menurut dokter anak di New York Larissa Hirsch MD dalam laman kidshealth.org,bayi yang menderita kolik memiliki kemampuan mengisap yang baik.“Bayi ini juga mempunyai selera makan yang bagus, serta sehat dan pertumbuhannya juga baik,” kata wanita yang menjabat sebagai editor medis di laman tersebut.

Namun,Larissa mengingatkan para orang tua jika bayi menolak diberi makan ataupun tidak mempunyai refleks mengisap yang baik.“Bayi kolik juga senang untuk dipeluk sambil dielus,”sebutnya.Memang mengurus bayi yang sedang mengalami kolik tidaklah mudah. Apalagi bila bayi acap kali menangis dan menjerit.Orang tua malah bisa menjadi stres dan frustrasi dengan keadaan ini.

Spesialis anak dr David Perlstein MD FAAP MBA menuturkan, orang tua khususnya ibu jangan menyalahkan diri sendiri atas kejadian ini.“Kolik bukan kesalahan siapa pun. Cobalah untuk tenang dan yakinlah bayi akan segera keluar dari masa ini,” katanya dalam laman Medicinenet.com. Di lain pihak, tidak ada salahnya bila ibu mencoba menenangkan diri dari kesibukan mengurus bayi.

Mintalah pasangan atau teman untuk menggantikan posisi Anda sementara waktu.“Kalau tidak ada orang yang bisa diminta tolong, taruh saja bayi di boksnya sebentar, sementara Anda beristirahat sejenak,” saran David. Nah, kalau suhu bayi naik menjadi 38° Celsius, ataupun menangis selama dua jam lebih, tidak mau makan, diare, dan muntah, segera hubungi dokter. Anda juga bisa membawa anak ke dokter kalau tidak dapat memastikan apakah bayi sedang kolik atau keluhan penyakit lainnya.

Mungkin Anda sering mendapati anak mengalami kolik ketika Anda dan suami baru pulang bekerja. Bayangkan bagaimana repotnya mengurus anak yang sedang rewel, sementara tubuh sendiri sedang sangat lelah. Karenanya, orang tua sebaiknya memahami bahwa kerewelan ini tidak ada kaitannya dengan penolakan bayi terhadap Anda. Sebaliknya, ini merupakan bagian dari siklus normal dalam 24 jam.

Orang tua sebaiknya didorong untuk bermainmain dengan bayinya walaupun bayi rewel. Ingat, menangis merupakan cara bayi untuk mengungkapkan kemauannya. Sebab hanya itu yang bisa mereka lakukan.Tetap sabar dan ingatlah masa-masa ketika Anda tengah hamil, lalu melahirkan bayi yang lucu. Sikap yang tenang akan membuat bayi merasa nyaman

4 Kebohongan yang Sering Diucapkan Wanita pada Pria

Wanita terkadang berbohong untuk menutupi perasaan sebenarnya. Entah karena tidak ingin menyulut pertengkaran, atau berharap pria bisa tahu perasaannya dengan sendirinya.

Kebohongan seperti apa yang biasa diucapkan wanita pada kekasihnya? Ini empat diantaranya, seperti dikutip dari Times of India.

1. "Oh! tidak apa. Aku baik-baik saja"
Wanita cenderung mengatakan sesuatu yang berbeda dengan perasaan sebenarnya. Ketika dia menyatakan baik-baik saja, bisa jadi sesungguhnya hatinya sedang tidak karuan. Lalu, apa yang menyebabkan wanita menyembunyikan perasaannya?

"Wanita punya kecenderungan berharap kekasih mereka mengerti sendiri apa yang dia rasakan tanpa harus mengatakannya. Tapi yang terjadi justru, sikap ini membuat pria bingung dan ragu-ragu. Dengan bersikap diam atau pergi dan berkata lirih, 'saya baik-baik saja', sebenarnya dia ingin kekasihnya tahu kalau hatinya terluka," jelas psikolog Dr. Aruba Broota.

2. "Aku Suka Kamu Apa Adanya"
Kalimat ini mungkin sering diucapkan wanita. Tapi pada kenyataannya, banyak juga wanita yang tetap menuntut kekasihnya untuk berpakaian, bersikap dan mempunyai potongan rambut seperti apa yang mereka sukai. Dikutip dari Times of India, biasanya perkataan tersebut diucapkan demi menyenangkan sang kekasih. Bisa juga karena ia tidak ingin memperpanjang pertengkaran, agar kekasihnya lebih tenang.

"Kepercayaan diri pria akan meningkat begitu mendapat pujian dari kekasihnya. Biasanya, kata-kata itu cukup ampuh," tutur Madhu Chandra, seorang guru di Delhi.

3. "Teman-teman kamu menyenangkan ya?"
Mungkin tidak selamanya wanita berbohong saat mengucapkan kata-kata ini. Tapi sebagian besar kasus yang terjadi, wanita berbohong soal hal ini karena dia tak ingin dianggap jadi perusak hubungan pertemanan. Dia juga ingin kehadirannya diterima teman-teman sang kekasih, meskipun mungkin ia sebenarnya hanya ingin berduaan saja.

"Seringkali wanita memuji teman-teman kekasihnya, demi hubungan asmaranya berjalan baik. Dia tidak mau menyakiti hati kekasihnya dengan mengatakan yang sebenarnya. Tapi dalam hati kecil, wanita berharap pria bisa mengerti tanpa harus dikatakan, yang sayangnya, biasanya tidak terjadi," jelas psikolog Dr Sameer Parekh.

4. "Jujur saja padaku, percayalah, aku tidak akan marah"
Kebohongan ini biasanya diucapkan ketika wanita meminta pendapat yang jujur dari pria. Sebenarnya dia sedikit banyak sudah tahu apa jawabannya, tapi tetap ingin mendengarnya dari orang lain.

Tapi, seringkali wanita 'lupa' janji yang dibuatnya kalau dia tidak akan marah. Salah penyampaian bisa membuatnya kesal. Ini biasanya terjadi ketika wanita menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan penampilan, makanan yang dia masak atau baju yang dia belikan untuk kekasih.

"Bukannya wanita tidak bisa menerima kritikan yang jujur dari kekasihnya, atau mengharapkan pujian setiap waktu. Tapi yang mereka inginkan, kritikan itu disampaikan dengan kalimat yang lembut dan diberikan saran. Mereka tidak mau mendengar pernyataan yang terlalu terus terang," terang Parekh.

10 September 2011

Berawal dari Ilmu Hayat di Bangku SMA

Orang tuanya sukses sebagai pengusaha yang bergerak di bisnis pakaian,tetapi Filli Pratama tak sekali pun ingin meniru kesuksesan itu.Wanita 45 tahun ini lebih memilih menjadi dosen peneliti dan membiarkan sebagian besar hidupnya tenggelam di laboratorium.

”Dari dulu saya tidak tertarik terjun ke dunia usaha.Saya malah tertarik dan tertantang untuk mendalami persoalan makanan.Karena menarik saja,dari dulu bahan dasar makanan yang itu-itu saja,tapi bisa dibuat beragam macam jenis makanan,”ujar dia. Filli menceritakan,ketertarikannya terhadap bidang pangan berawal ketika ia masih mempelajari ilmu hayat di bangku SMA.

Begitu senangnya hingga dia memilih Jurusan Teknologi Pertanian,Program Studi Hasil Pertanian,Universitas Sriwijaya,Sumatera Selatan.Menariknya, kala itu Filli menjadi satusatunya perempuan dari 10 mahasiswa angkatan pertama pada 1985. Prestasi wanita kelahiran Jambi ini dalam mengembangkan pangan sudah terlihat sejak menempuh pendidikan S-1 tersebut.

Dalam skripsinya, dia menciptakan teknologi pembuatan beras instan.Beras itu cukup direbus selama dua menit agar matang. Obsesi Filli mengembangkan pangan semakin kentara saat ia memutuskan melanjutkan kuliah S-2 Jurusan Food Science,University of Western Sidney,Australia,pada 1992.

Menyelesaikan gelar master,wanita sederhana ini terus menekuni inovasi beras.Bahkan dalam tesisnya,ia membuat beras instan yang mengandung vitamin B1.Filli semakin memantapkan fokusnya pada ilmu pangan dengan meraih gelar doktor Jurusan Food Science,University of Western Sidney pada 23 Desember 2000.

Gelar itu diraihnya setelah berhasil melakukan diversifikasi beras melalui teknologi pascapanen.Ia membuat beras wangi dengan aroma yang beragam,diantaranya pandan dan santan kelapa,tanpa mengubah bentuk asli butiran beras. Sepulang dari Negeri Kanguru,ia mengabdikan diri menjadi pengajar pada Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,Universitas Sriwijaya.

”Saya senang meneliti dan menyumbangkan karya-karya ilmiah.Tapi, saya tidak ambil pusing bagaimana memasarkan produk.Yang penting, teknologi hasil pertanian harus dikembangkan agar semua yang masuk ke tubuh itu sehat,”ujarnya. Kendati menekuni dunia penelitian, Filli tak urung prihatin dengan adanya jurang yang lebar antara peneliti perguruan tinggi dengan masyarakat.

Dalam pandangannya,kalangan akademisi seharusnya memiliki tanggung jawab moral untuk mencerahkan masyarakat dengan cara menyebarluaskan hasil penemuan mereka.