24 August 2011

Mudik dan Persoalannya

Potret buruknya infrastruktur di Tanah Air dan lemahnya koordinasi antarinstansi pemerintah akan semakin terasa pada mudik Lebaran 2011 ini. Bak cerita klasik, mudik Lebaran selalu menyisakan cerita bagaimana buruknya infrastruktur di Tanah Air.


Selalu saja dijumpai jalan yang masih jauh dari layak untuk dilalui. Uniknya lagi, menjelang arus mudik selalu ada jalan atau infrastruktur yang tengah dalam perbaikan. Padahal,mudik selalu ada setiap tahun. Jelang Lebaran, kita selalu disuguhi dengan persiapan pembangunan jalan atau jembatan untuk mempermudah mudik.

Instansi terkait pun menjanjikan jalan atau jembatan akan selesai pada beberapa hari jelang Lebaran dan selalu diimbuhi dengan kalimat jalur mudik siap dilalui. Dari tahun ke tahun itulah yang dikatakan pemerintah kepada masyarakat. Setiap menjelang mudik informasi itu yang diberikan kepada masyarakat.

Bukannya tidak menghargai hasil kerja pemerintah.Namun, pelayanan buat para pemudik, terutama untuk infrastruktur jalan, seolah hanya dilakukan menjelang atau beberapa bulan sebelum musim mudik tiba. Padahal, sekali lagi,mudik sudah menjadi milik rakyat negeri ini dan dilakukan setiap tahun.

Ini menunjukkan bagaimana apa yang dilakukan pemerintah belum efektif dan efisien. Sewajarnya pemerintah mempersiapkan pembenahan jalur mudik jauh-jauh hari. Sederhananya begini, pascamudik 2011 akan dipetakan persoalan-persoalan yang terjadi.

Nah,setelah dilakukan pemetaan persoalan,pemerintah seharusnya melakukan langkah-langkah cepat agar persoalan mudik pada 2011 tidak terjadi pada 2012. Baik jalan berlubang, sempitnya arus jalan, banyaknya pasar tumpah di beberapa titik, jembatan yang tidak layak dilalui, pengembangan jalur-jalur alternatif, atau menggenjot pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa.

Ini dilakukan beberapa pekan setelah arus mudik 2011 selesai dilakukan. Dengan demikian, menjelang mudik 2012, tinggal melakukan persiapanpersiapan rutin lain seperti pengamanan dan pengaturan arus. Persoalan lain yang muncul adalah melambungnya harga tiket angkutan umum di saat mudik.

Melambungnya harga tiket angkutan umum selain disebabkan hukum pasar (semakin banyak permintaan, harga akan naik) juga disebabkan oleh praktik percaloan yang masih terjadi. Untuk persoalan ini, pemerintah belum bisa mengatasi dengan baik.Tiket kereta api yang sudah menggunakan sistem pemesanan online pun masih bisa disusupi calo.

Bayangkan, hanya dalam hitungan jam, ratusan bahkan ribuan tiket kereta api yang dibuka secara onlinesudah dinyatakan habis. Begitu juga dengan mereka yang sudah antre berjam-jam. Begitu ketika pintu loket tiket kereta api dibuka,dalam hitungan dua atau tiga jam sudah habis.Diduga,praktik percaloan ini juga melibatkan “orang dalam”.

Setali tiga uang dengan angkutan udara yang tahun ini diprediksi penumpangnya meningkat signifikan hingga 2,48 juta orang. Para calo diduga telah memborong tiket di agen-agen perjalanan.Meskipun aturan menyebutkan setiap pembeli harus menunjukkan kartu identitas dan satu kartu identitas hanya sekali jalan, tetap saja praktik percaloan pasti terjadi.

Sistem eticket yang sudah digencarkan pun masih belum bisa mengatasi praktik percaloan. Para instansi pemerintah yang terlibat dalam urusan mudik ini seharusnya bisa lebih serius duduk bersama untuk memecahkan persoalan mudik dari tahun ke tahun yang selalu muncul.

sebagai pelayan masyarakat sudah sepatutnya menjadikan mudik menjadi prioritas dalam agenda kerja. Kita semua yakin, pemerintah bisa melakukan itu jika semua melakukan koordinasi dengan baik

No comments:

Post a Comment