23 December 2010

Kredit Bank Capai Rp277,95 T


Thursday, 23 December 2010
JAKARTA(SINDO) – Bank Indonesia (BI) mencatat,sampai pertengahan Desember 2010 total outstanding kredit perbankan mencapai Rp1.708,15 triliun. Dari jumlah tersebut penyaluran kredit baru mulai Januari hingga pertengahan Desember sebesar Rp277,95 triliun.

“Dalam sepekan ada tambahan kredit sebesar Rp7,22 triliun. Sehingga, selama 2010 (year to date- /ytd) kredit telah meningkat Rp277,95 triliun atau naik 19,43% dan secara year on year (yoy) naik Rp316,73 triliun atau 22,76%,” ujar Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah di Jakarta kemarin. Difi mengatakan, peningkatan kredit dalam sepekan tersebut bersumber dari kenaikan kredit rupiah sebesar Rp4,04 triliun dan kredit valas Rp3,18 triliun. Pada pekan laporan, kredit rupiah naik pada semua kelompok bank dengan kenaikan yang cukup merata pada empatkelompokbank( dibawahRp1triliun), kecuali pada kelompok bank swasta yang naik Rp2,28 triliun.

Sementara itu, lanjut Difi, peningkatan kredit valas bersumber dari naiknya kredit pada empat kelompok bank (swasta, asing, campuran, dan BPD) yang cukup merata, tertinggi pada kelompok bank asing sebesar Rp1,09 triliun. Sedangkan kelompok bank persero mengalami penurunan sebesar Rp0,15 triliun. Dalam denominasi valas, selama pekan laporan telah terjadi kenaikan kredit valas sebesar USD360 juta dengan kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok bank asing sebesar USD120 juta.

Menurut Difi, perkembangan sebaliknya terjadi pada dana pihak ketiga (DPK), di mana pada pekan laporan DPK turun tipis yakni sebesar Rp1,94 triliun, menjadi Rp2.217,27 triliun.Penurunan tersebut disebabkan turunnya DPK valas sebesar Rp9,32 triliun, sedangkan DPK rupiah naik Rp7,38 triliun.

Dengan perkembangan tersebut, secara ytd DPK telah meningkat Rp246,82 triliun atau 12,53% atau secara yoy sebesar Rp312,52 triliun atau 16,41%. Jika dilihat per komponen,penurunan DPK selama pekan laporan disebabkan turunnya deposito dan giro masingmasing sebesar Rp5,78 triliun dan Rp1,63 triliun. Penurunan pada dua komponen tersebut terutama terjadi pada instrumen valas, di mana deposito valas turun Rp2,99 triliun dan giro valas turun Rp6,07 triliun.

Sedangkan tabungan naik sebesar Rp5,47 triliun. Sementara itu, pengamat perbankan Kostaman Thayib memperkirakan, pada 2011 bank-bank dalam negeri pada 2011 akan tumbuh lebih baik dari sebelumnya karena didukung membaiknya pasar global yang diikuti pasar regional akibat meredanya kekhawatiran atas berbagai masalah di dunia selama ini.

 “Membaiknya ekonomi Amerika Serikat (AS) dan berkurangnya krisis keuangan di kawasan Eropa merupakan faktor utama yang mendorong pertumbuhan bank-bank nasional tumbuh lebih baik,”katanya. Kostaman Thayib yang juga Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk mengatakan, pertumbuhan ekonomi China dan India juga merupakan faktor pendukung bahwa ekonomi nasional akan tumbuh lebih tinggi dari tahun ini.“Pertumbuhan ekonomi nasional pada 2011 diperkirakan tumbuh lebih besar mencapai 6,4% dari tahun 2010 yang hanya 5,9%,” ucapnya.

Karena itu, lanjut dia, perbankan harus dapat memanfaatkan momentum tersebut dengan aktif menyalurkan kreditnya ke berbagai sektor terutama industri yang memang tumbuhnya lebih baik.“Kami optimistis perbankan akan menyalurkan kreditnya lebih besar lagi dari tahun 2010,”jelas dia. Menurut Kostaman, investasi asing diperkirakan akan tumbuh lebih besar,mereka masih melihat potensi investasi di dalam negeri sangat besar. Apabila investasi asing meningkat dan membuka lapangan kerja, maka peluang masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya akan makin besar. (rakhmat baihaqi/ant)

No comments:

Post a Comment