07 October 2011

Berdesak-desakan Dalam Angkot

Suatu hari ada dua orang penumpang suami istri naik angkot, saat itu sang suami membawa sekeranjang telur.
Tak lama kemudian banyak penumpang yang naik sehingga duduknya berdesak - desakkan.
Maka sang suami dengan spontan dan keras mengatakan pada sang istri "Bu, angkatlah kakimu, kumasukkan telurku ". Mendengar hal itu seluruh isi penumpang tertawa.

15 Ciri-ciri Cowok Tidak Muda Lagi

1. Membaca makin jauh, kencing makin dekat.
2. Dulu tidur berhadap-hadapan, sekarang beradu pantat.
3. Dulu suka pakai minyak wangi, sekarang sering pakai minyak angin
4. Dulu 12 kali lebih dalam sebulan, sekarang belum tentu sekali sebulan
5. Dulu keras sekali selama menunggu, sekarang lama sekali menunggu keras.
6. Dulu langsung ON, sekarang langsung Down
7. Dulu sering tanya”HO SEH BO”, sekarang “SEHAT BO”
8. Dulu kencing asin, sekarang banyak yang sudah kencingnya manis
9. Dulu sering ajak makan enak, sekarang ajak makan obat
10. Dulu korbankan kesehatan demi kekayaan, sekarang korbankan kekayaan demi kesehatan
11. Dulu mengkritik generasi tua, sekarang mencela generasi muda
12. Dulu bermimpi untuk mengubah dunia, sekarang jadi insomnia karena dunia berubah terus.
13. Dulu dongkol karena nggak dikasih, sekarang jengkel karena ditagih.
14. Dulu pemburu nikmat, sekarang diburu tobat ... ampuuuuun ... ..
15. Dulu sering mengacungkan jari kelingking, sekarang mengacungkan jari telunjuk.
16. Dulu sering pake kaca mata, sekarang matanya sering berkaca-kaca.
17. Dulu sering "unjuk gigi", sekarang "unjuk gusi".
18. Dulu pandangan hidup (dipandang sudah hidup) sekarang jadi pegangan hidup (dipegang-pegang baru hidup)... kacian deh...

Bagaimana Bisa Gemuk

Seorang Dosen bertanya pada seorang siswanya yang paling kurus dan paling suka ngintip cewek.
Dosen : "Hei...Joko abis kuliah kerjanya dirumah apa sih..?"
Joko : "Ya.....habis makan tidur Pak...!!,Ya... biasalah Pak anak Kost...!!"
Dosen : "Lah itukan senang dong, tapi kamu kok kurus sih..??"
Joko : "Ya... gimanalah Pak yang masuk Supermi eh...... tau-taunya yang keluar Sperma, gimana mau gemuk.."

01 October 2011

Karena Pejabatnya Minta Disuap

Dalam suatu penerbangan dari Jakarta menuju Surabaya, saya mendapat tempat duduk bersebelahan dengan seorang pengusaha yang disebut-sebut pernah terlibat dalam kasus penyuapan.

Mudah bagi saya untuk mengenalinya karena wajah dan berita kasus yang menimpa sang pengusaha pernah muncul secara agak mencolok di berbagai media massa. Saya menyapa lebih dulu, menyalaminya, dan berbincang-bincang tanpa topik tertentu. Di antara pembicaraan yang cukup lama itu saya pun menyinggung tentang kasus penyuapan yang diduga pernah dilakukannya terhadap pejabat pemerintah sehingga menggegerkan dunia politik dan hukum di Indonesia.

Ternyata orang ini menjadi bersemangat menceritakan kebiasaan pejabat-pejabat kita yang suka menjualbelikan proyek melalui pasar gelap dengan meminta suap sebagai harga ekstra proyek. “Sudah biasa,Pak,di negeri ini proyek-proyek takkan bisa didapat kalau tak menyediakan suap. Habis, pejabatnya yang meminta disuap. Katanya, sih,tender dilakukan secara terbuka dan fair,tetapi sebenarnya ada pasar gelap yang lebih menentukan.Makanya selain tetek-bengek urusan administrasi yang harus disiapkan, kami juga harus menyediakan dana dan tim lobi untuk pejabat- pejabat yang menangani proyek itu,”katanya.

Dia mengatakan bahwa para pengusaha sebenarnya mau ikut aturan dan prosedurprosedur yang benar,tetapi dalam praktik kalau hanya ikut prosedur yang secara resmi diumumkan oleh pemerintah,ya, akan kalah. Maka sudah menjadi umum bagi mereka yang mau ikut dalam proyek-proyek pemerintah selain harus siap dengan berbagai dokumen dan urusan teknis lainnya, juga harus menyiapkan dana untuk bertransaksi di pasar gelap yang akan menentukan kemenangan di tempat terang yang disebut tender terbuka itu.

Paket pasar gelap dan uang suap itu semakin kuat dalam proyek-proyek yang bisa dilakukan dengan penunjukan langsung atau proyek-proyek dan pengadaan barang atau jasa yang karena sifat, kuantitas biaya, dan situasinya boleh dilakukan dengan penunjukan langsung,tanpa tender. “Jadi jangan dibilang,kami para pengusaha ini sebagai perusak negara karena menyuburkan korupsi dan penyuapan. Kami melakukan itu karena pejabatnya yang meminta disuap.

Makanya kami harus punya orang atau tim yang bisa menemukan lorong-lorong gelap untuk berbicara di pasar gelap dan menyerahkan uang di tempat gelap itu. Kami kan harus menjaga kelangsungan bisnis kami,”katanya lagi. Kisah pertemuan dan rerasanan saya tentang para pejabat peminta suap dengan pengusaha di pesawat itu menyembul kembali di benak saya ketika seminggu yang lalu penyuap Wisma Atlet Palembang, El Idris dan Mindo Rosalina,dijatuhi hukuman penjara oleh Pengadilan Tipikor.

Dalam dialog interaktif di sebuah stasiun televisi saya melihat Tommy Sihotang yang menjadi pengacara El Edris mengonfirmasi secara tidak langsung mengenai perilaku pejabat, bukan hanya pejabat pemerintah, tetapi juga pejabat politik yang memang suka dan selalu minta disuap. Saat itu,dengan nada tinggi, Sihotang menyatakan kejengkelannya karena penghukuman terhadap kliennya menjadi contoh baru bahwa KPK hanya berani menjerat dan menghukum orang-orang kecil yang tak punya jabatan di pemerintahan dan tak punya beking politik. Padahal mereka melakukan itu karena pejabatnya yang selalu meminta disuap.

Tapi pejabatpejabat yang begitu masih terus bebas berkeliaran hanya karena mengaku tak tahu atau lupa. Adapun orang-orang kecil yang menyuap mudah sekali dijatuhi hukuman.“Padahal mereka ‘terpaksa’ melakukan penyuapan karena ingin menyelamatkan ribuan karyawannya,” teriak Sihotang seraya meminta agar KPK segera menangkap para pejabat dan tokoh politik yang terindikasi kuat melakukan korupsi. Ada contoh lain.

Seorang anggota DPR bercerita kepada saya bahwa ketika dirinya diminta oleh seorang bupati dari daerah asal pemilihannya untuk mengusulkan proyek infrastruktur (jalan raya), ternyata koleganya di DPR yang bertugas menangani APBN juga mensyaratkan agar bupati itu membayar 6% di depan supaya usulan itu masuk ke dalam APBN.Terpaksalah teman saya itu menyuruh sang bupati untuk menemui sendiri orang yang meminta 6% itu. “Terhadap sesama anggota DPR saja main 6% begitu,apalagi terhadap orang lain.

Coba para bupati dan gubernur itu diminta melapor ke KPK, tetapi KPK mau memberi jaminan bahwa pelapor tidak akan dihukum dengan pidana penyuapan,pasti akan banyak yang melapor,” katanya sambil tertawa pahit. Jadi banyak penyuap yang “terpaksa” melakukan itu karena kalau tak menyuap tidak akan mendapat proyek.Jangan heran kalau ada berita uang suap yang diantar melalui kardus botol air mineral atau bungkus mangga dan apel dengan kode apel malang atau apel washington, sebab diserahkan dalam bentuk uang tunai akan lebih aman daripada ditransfer melalui bank.

Meski tak sepenuhnya benar, ada tengara bahwa selama ini yang dijatuhi hukuman memang lebih banyak orangorang yang tak punya kekuasaan atau beking politik. KPK dan penegak hukum lain perlu menyuntik “urat berani”-nya agar berani menangkap lebih banyak orang penting yang punya payung politik dan menduduki jabatan penting. 

MOH MAHFUD MD
Guru Besar Hukum Konstitusi

Bangga dengan Batik

ak salah memang bangsa ini disebut sebagai salah satu bangsa yang paling kaya di dunia. Berbagai potensi kita miliki mulai dari potensi sumber daya alam (SDA),sumber daya manusia (SDM) hingga kekayaan budaya yang tak berhingga nilainya.


Sayangnya sering kali bangsa Indonesia tidak menyadari berkah yang dilimpahkan oleh Tuhan terhadap orang yang tinggal di gugusan belasan ribu pulau ini.Terkadang bahkan bangsa lain yang lebih menghargainya. Belakangan ini sebuah semangat yang sangat melegakan muncul ke permukaan. Mulai banyak insan negeri ini yang ingin menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa ini adalah bangsa kaya yang sadar potensinya, terutama di bidang kebudayaan.

Mereka ingin menunjukkan bahwa bangsa ini duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain yang memiliki kelas kebudayaan yang tinggi. Salah satu yang menjadi ujung tombak adalah batik. Misalnya dengan diadakannya World Batik Summit I di Balai Sidang Jakarta dari 28 September–2 Oktober 2011 dengan mengusung tema “Global Home of Batik”. Batik adalah salah satu hasil budaya asli bangsa ini yang telah mendapatkan pengakuan langsung dari United Nations Educational,Scientific,and Cultural Organization (UNESCO) sebagi warisan budaya dunia tak benda (intangible) yang asli dari Indonesia.

Pengakuan ini adalah sebuah bukti nyata kekayaan budaya bangsa sekaligus mementahkan klaim negara tetangga akan budaya yang sudah berakar ribuan tahun dalam sejarah Indonesia ini. Tak kurang desainer-desainer ternama dari dalam maupun luar negeri menjadikan batik sebagai sumber inspirasi desainnya. Misalnya Hermes yang walaupun baru hanya menggunakan motifnya saja, hal itu menunjukkan kepada dunia bahwa batik memiliki citarasa tinggi yang bisa diterima kalangan creme de la creme kaum jetset dunia.

Mungkin suatu saat akan banyak desainer ternama dari dalam dan luar negeri yang mampu memperkenalkan dan menghadirkan batik tidak hanya dalam motifnya saja, tetapi secara holistis memaknai batik,yaitu dari motif, bahan yang digunakan, kualitas benangnya,kerumitan pewarnaannya,dan posisinya dalam budaya. Mungkin batik juga akan didorong agar menjadi busana dan budaya semua golongan umur,tidak hanya kalangan tua. Untuk mendorong batik menjadi lebih kuat,ada beberapa hal yang perlu di[perhatikan.Pertama,kesejahteraan perajin.

Selama ini para perajin hidup di bawah garis kemiskinan.Mereka dibayar hanya dalam level puluhan ribu rupiah untuk satu batik yang pengerjaannya sangat rumit dan butuh keahlian khusus. Inilah salah satu alasan yang membuat regenerasi pembatik mandek dan bisa membahayakan kelangsungannya. Sebagai dampak ikutannya, produksi batik asli tak akan mampu memenuhi kebutuhan pasar yang terus melonjak. Kedua, batik yang selama ini dipamerkan masih terlalu mahal untuk dicapai kelas menengah, apalagi bawah.Padahal agar bisa terus melekat di hati bangsa,batik kualitas terbaik juga harus bisa dijangkau masyarakat dari segala kelas.

Ketiga, dunia mode jangan menjadikan batik hanya sebagai salah satu tren mode saja. Karena jika seperti itu, dia akan bernasib sama seperti umumnya tren di dunia mode yang timbul tenggelam. Keempat, pemerintah harus lebih proaktif dalam menjangkau kalangan internasional agar semua tahu bahwa budaya ini asalnya dari Indonesia.Ada andil kita juga dalam klaim Malaysia terhadap batik. Harus kita akui negara tetangga ini mengeksplorasi batik lebih baik.

Majunya batik ke dunia internasional tentu membanggakan. Namun, agar tidak mengulang kesalahan, ada baiknya juga pemerintah memperhatikan warisan budaya lainnya seperti songket,tenun,dan kain tradisional lainnya.Semuanya harus maju bersama sebagai warisan ternilai bangsa ini.

Kahlil Gibran (1883–1931), filsuf Amerika kelahiran Lebanon

Arti penting manusia bukan terletak pada apa yang dia peroleh, melainkan apa yang sangat ia rindukan untuk diraih.