09 July 2011

Bankir yang Tidak Lulus SD

Tidak harus memperoleh pendidikan tinggi untuk memberikan manfaat besar bagi masyarakat banyak.Hal inilah yang tecermin dari Masril Koto yang bahkan tidak lulus sekolah dasar (SD).

Sebagai orang kecil, Masril memahami dengan benar persoalan yang terjadi di akar rumput. Hal ini karena dia menyadari sendiri kehidupan riil yang penuh dengan keterbatasan, kemelaratan, dan serbasulit. Salah satu kesulitan yang dihadapinya adalah kesulitan mendapatkan modal dari lembaga keuangan.

Pengamalan ini juga dialami teman-teman sesama petani yang ada di sekitarnya. Namun rupanya pengalaman ini tidak membuat Masril putus asa. Bahkan pengalaman ini menginspirasinya untuk membentuk lembaga keuangan khusus petani di daerah asalnya, Sumatera Barat, dengan nama Lembaga Keuangan Mikro Agrobisnis (LKMA) Prima Tani.

”Kesulitan modal merupakan masalah riil yang kerap kami,para petani, rasakan di lapangan. Kala itu akses dari lembaga keuangan untuk peminjaman modal masih sangat sulit untuk didapat. Kondisi inilah yang memacu saya untuk bisa membentuk lembaga keuangan ini,”jelas Masril.

Proses panjang perjuangan Masril membentuk LKMA yang diresmikan pada 2007 ini telah dimulai sejak awal 2003. Kala itu Masril dan teman-temannya mulai mencari informasi pembentukan lembaga keuangan mikro ini.Mereka gencar mencari informasi tentang tata cara pembentukan dan prosedur-prosedur lain.

Masril bersyukur dalam pembentukan lembaga ini banyak dibantu sejumlah pihak. Di antaranya Yayasan Alumni Fakultas Pertanian Universitas Andalas (AFTA) yang mengenalkan mereka ke berbagai instansi terkait seperti lembaga perbankan dan dinas pertanian sehingga pada 2007 mereka dapat merealisasikan terbentuknya LKMA

.Lembaga ini didirikan dengan modal yang diperoleh melalui penjualan saham Rp100.000 per lembar kepada ratusan petani. Walaupun kini hasilnya sudah terlihat berkembang, bukan berarti perjuangan Masril tanpa hambatan. Berbagai cibiran pun pernah datang.

Namun semua itu tidak sia-sia.Kini,lebih dari 300 unit LKMA telah berdiri di antero Sumatera Barat atas dorongannya.” Pada awalnya banyak orang yang tidak percaya bisa membuat bank,” ujar Masril. Menurut Marsil, LKMA dibangun dengan konsep yang tidak jauh berbeda dengan lembaga keuangan mikro lain.

Lembaga ini dibentuk seperti koperasi yang modern dan tidak terikat dengan UU Koperasi pemerintah.” Kami sudah memakai standar akuntansi perbankan nasional, baik dalam pengelolaan dan kepemilikan saham atau hingga mengumpulkan modal,” kata anak pertama dari delapan bersaudara ini.

Lembaga ini mempunyai sejumlah produk seperti beberapa tabungan yang bervariasi. Misalnya tabungan pendidikan, tabungan ibu hamil, tabungan cicilan motor, tabungan persiapan pernikahan. Semua jenis tabungan disusun berdasarkan identifikasi masalah anggota.

Masril juga mengatakan bahwa aturan LKMA di tiap daerah bisa berbeda- beda. Aturan itu dibuat secara fleksibel dan disepakati anggotaanggota LKMA. Semuanya mengacu pada kearifan lokal. Salah satunya menggunakan jaminan dari dato (orang yang dituakan).

Bukan hanya memberikan pinjaman, kini LKMA yang telah beranggotakan 55.000 petani di seluruh Sumatera Barat ini juga kerap memberikan berbagai pelatihan kepada para anggota.Mulai dari pelatihan membangun motivasi, pelatihan pengelolaan hasil pertanian hingga pelatihan budi daya pertanian.

Dalam hal pelatihan budi daya pertanian, LKMA bermitra dengan Persatuan Petani Organik Sum-Bar (PPO). ”Untuk memajukan budi daya pertanian ke arah yang lebih sehat,saat ini LKMA mulai gencar melakukan pelatihan yang dibantu PPO.Namun, jangan salah,semua pelatihan ini bersifat gratis karena semua kawan kita di PPO ini adalah relawan,”ungkapnya.

Pelatihan yang dilakukan pun kini berbuah menjadi program Pengembangan Usaha Agrobisnis Perdesaan (PUAP) nasional. Kini, LKMA juga telah berhasil memberdayakan sekitar 10.000 lebih petani di Sumatera Barat. Berbagai inovasi lain juga telah dilakukan Masril untuk menyejahterakan para petani di daerahnya.

Saat ini Masril juga menyiapkan lembaga Lumbung Pangan Rakyat yang nantinya diharapkan dapat berfungsi seperti Bulog. Masril juga telah membuat program Gerakan Sejuta Buku untuk Petani.Menurutnya, ini adalah sebuah gerakan sosial yang dapat membantu para petani untuk bisa lebih maju dan berkembang lagi dalam hal pengetahuan.

Ternyata idenya ini mendapat respons baik. Banyak sekali yang menyumbangkan buku dan menghubungi Masril untuk menyalurkan buku ke para petani. Dedikasinya yang tinggi ini telah berhasil membuat Masril mendapat dua penghargaan sekaligus pada 2010 lalu, yaitu Danamon Award dari Bank Danamon dan Indonesia Berprestasi Award dari operator komunikasi XL Axiata.

Selain kerap tampil di berbagai acara social entrepreneur, Masril kini juga mulai menjadi pembicara di berbagai kampus di Indonesia seperti UI, Andalas. ”Saat ini kegiatan terbaru saya adalah menularkan virus-virus social entrepreneur di kampus-kampus,” ujarnya mengakhiri pembicaraan dengan SINDO. Cheerli

Si Pitung dari Kali Pesanggrahan

Tidak semua kali yang ada di Jakarta kotor dan penuh sampah. Salah satu wajah kali yang bersih terlihat pada Kali Pesanggrahan di Karang Tengah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.


Haji Chaeruddin menjadi komandan dalam menjaga kali ini tetap bersih. Ketika berjumpa dengan Chaeruddin akan terlihat sosok orang Betawi. Pakaian yang dikenakan sangat khas suku Betawi lengkap dengan topi hitam. Dengan sebilah golok dia mendatangi Kali Pesanggrahan.Golok berfungsi sebagai salah satu alat untuk membersihkan kali.

Kini pria yang akrab dipanggil dengan sapaan Bang Idin ini bersama kelompok tani Sangga Buana menjaga dan melestarikan Kali Pesanggrahan. Organisasi itu memiliki pengaruh yang kuat dan sangat luas bagi perubahan sosial di Kali Pesanggrahan. Walaupun tanpa berbadan hukum, dan struktur organisasi yang tidak jelas, mereka terbukti mampu mengorganisasi warga pinggiran kali.

Ratusan bahkan ribuan jiwa menggantungkan hidupnya pada komunitas ini. Mulai dari peternak ikan dan peternak kambing hingga pedagang ikan. Usaha mereka pun dengan konsisten terus berjalan meskipun tanpa dukungan berarti dari pemerintah. Menurut Bang Idin, kegiatan yang dia lakukan berawal dari konservasi hutan dan penghijauan di sepanjang bantaran sungai.

Dua puluh tahun lalu, kawasan itu gersang dan kotor. Sekarang hasil kerja kerasnya terlihat dengan jelas.Kawasan tersebut menjadi hutan kota nan rindang. Lebih dari 60.000 tanaman buah dan pohon langka ditanam di sana. Sebagian besar merupakan jenis pohon-pohon lokal.

”Siapa sangka kita berada di Jakarta,” ujarnya kepada Seputar Indonesia (Sindo) yang turut menyaksikan keberhasilan Bang Idin dan komunitasnya. Sektor perekonomian masyarakat bergerak.Usahanya dalam mencegah aliran limbah rumah tangga ke sungai membuahkan hasil yang tidak sedikit.

Limbah dari 3.000 rumah di kawasan tersebut ditampung di beberapa kolam yang dibuat dengan model terasering. Belasan kolam dibangun dengan memanfaatkan bamboo yang tumbuh di sekitar sungai. Kolam-kolam itu dijadikan tempat pembibitan serta pemeliharaan berbagai jenis ikan air tawar seperti lele, gurami, mujair.

Hasilnya sungguh luar biasa.Menurut Bang Idin, komunitas tersebut dapat memanen ikan sebanyak satu ton per minggu. ”Bayangkan saja, kolam-kolam ini bisa menghasilkan ikan satu ton setiap minggunya,”ujar dia. Tidak berhenti sampai di situ, kolam-kolam tersebut pun dijadikan kawasan wisata pemancingan.

Sejumlah warung didirikan dan dikelola masyarakat untuk menunjang aktivitasnya. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut bergerak sesuai dengan deret ukur. ”Bahkan limbah pun memiliki nilai ekonomis. Peternakan ikan sampai kolam pemancingan mendapatkan manfaat dari limbah yang dijaring sebelum dibuang ke sungai.

Ada ratusan keluarga yang bisa hidup dari kegiatan ini. Akhirnya berapa banyak peternak ikan, pedagang nasi, hingga pembuat makanan ikan yang memperoleh kruntungan,” tambah Bang Idin.

Bukan cuma ikan yang bisa menghidupi warga setempat,tapi juga peternakan kambing unggul jenis etawa. Begitu pun dengan sayur dan buahbuahan.” Kami juga berusaha mengembangkan peternakan kuda,”ujarnya.

Bang Idin bersama jaringan komunitasnya yang tersebar di sejumlah daerah aliran sungai yang membelah Jakarta ini memiliki obsesi untuk menjadikan sungaisungai tersebut sebagai alat transportasi sehingga sungai bisa lebih memiliki nilai tambah secara ekonomis bagi masyarakat sekitar.

Namun dia mengakui bahwa hal ini baru sebatas mimpi yang tidak mudah untuk diwujudkan. ”Memang tidak mudah mengubah paradigma untuk menjadikan sungai sebagai halaman depan rumah.Namun menyelamatkan alam harus terus diperjuangkan, sekaligus memberi nilai kehidupan bagi masyarakat. Karena jika tidak ada palung lagi di sungai, peradaban akan hancur,” ujarnya.

Jika Bang Idin memulai karena dengan kegelisahannya melihat kondisi sungai yang tercemar, maka kesemrawutan sistem transportasi menjadi pemicu munculnya ide Toto Sugito untuk mendirikan komunitas bersepeda untuk bekerja (Bike to Work/B2W). Jakarta bahkan telah menjadi salah satu kota yang terpolusi di dunia.

Pilihan penduduk kota yang selalu menggunakan kendaraan bermotor untuk transportasi mendukung banyaknya polusi. Namun hadirnya B2W memberikan secercah harapan untuk mengurangi polusi. Toto mengampanyekan kegiatan bersepeda ke kantor telah dilakoni Toto sejak 2004 lalu.
Organisasi ini berkeinginan membangun kesadaran tentang manfaat ekonomi, kesehatan, dan lingkungan yang didapatkan dari bersepeda. Diharapkan masyarakat mulai menyadari bahwa bersepeda merupakan kegiatan yang mudah dilakukan dan menyehatkan.

B2W juga mendorong pemerintah untuk mendukung kegiatan ini dengan menciptakan jalur dan penitipan sepeda.Pemerintah juga diharapkan berpartisipasi dalam mendorong dan memotivasi untuk bersepeda dan memberikan akses bagi kegiatan bersepeda yang aman, terjangkau, dan praktis.

Kampanye B2W mulai terasa manfaatnya. B2W kini telah menjadi alternatif gaya hidup. Toto berhasil menjembatani isu publik seperti pencemaran dan masalah kesehatan dengan gaya hidup pribadi.

Bersama komunitasnya,Toto memberdayakan masyarakat dengan memotivasi mereka mengambil tindakan melawan pencemaran udara dan masalah energi dengan bentuk sederhana, yakni bersepeda. pasti liberti

H Norman Schwarzkopf, pemimpin pasukan AS dalam Perang Teluk 1991

Kepemimpinan adalah kombinasi antara strategi dan karakter. Jika Anda harus melepaskan salah satunya, tinggalkanlah strategi dan tetaplah dengan karakter.

Mampukah Khadafi Bertahan?

Dunia sudah berusaha menghukum Khadafi lewat Resolusi 1973 (17 Maret) Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menimbulkan perdebatan sengit di berbagai penjuru dunia.

Serangan berbagai jenis senjata dari berbagai negara telah dilancarkan ke negeri kaya minyak itu.Namun,setelah hampir empat bulan masih belum ada titik terang penyelesaian masalah Libya ini.

Sosok Tiran dan Diktator

Setelah berhasil mengudeta tak berdarah Raja Idris pada 1 September 1969, Khadafi mantap berkuasa sebagai pemimpin Libya.Saat itu Khadafi baru berusia 26 tahun dan berpangkat kolonel. Para petinggi militer yang berpangkat lebih tinggi dari pangkat dirinya diturunkan.

Khadafi menghapus sistem monarki dan mengubah Libya menjadi Republik Arab Libya.Pada 1993, elemen Angkatan Darat Libya melakukan percobaan pembunuhan terhadap Khadafi,tapi gagal. Pada tahun 1980-an,Khadafi dicap oleh Amerika Serikat (AS) sebagai sponsor dan penyokong terorisme internasional.

Itulah sebabnya,pada 14 April 1986,AS melalui operasi ’El Dorado Canyon’-nya menyerang pusatpusat pertahanan militer Libya, tapi Khadafi lolos dari serangan itu.Presiden AS Ronald Reagan menjuluki Khadafi sebagai ”mad dog of Middle East” (anjing gilaTimurTengah).

Sudah 42 tahun Khadafi menggenggam kuat kekuasaannya dan membangun rezimnya tanpa checks and balances. Tak ada kamus demokrasi, toleransi, dan kompromi dalam doktrin politiknya. Dia mengandalkan kekuatan politiknya pada dukungan kuat suku-suku dan para loyalis yang melingkari kekuasaannya.

Dia pada hakikatnya adalah seorang raja absolut,tiran,dan diktator yang bertindak represif dan otoriter. Revolusi Tunisia (yang berhasil menumbangkan rezim Ben Ali) dan Revolusi Mesir (yang sukses menjungkalkan rezim Mubarak) menginspirasi para demonstran melancarkan perlawanan sengit terhadap rezim Khadafi secara besarbesaran di berbagai kota sejak Februari 2011.

Unjuk rasa kemudian berubah menjadi perlawanan bersenjata terhadap rezim Khadafi.Perang saudara pun pecah dan menelan banyak korban tewas, terluka, dan harta benda ludes.Walaupun sempat terdesak, para pemberontak berhasil merebut beberapa kota strategis dari tangan pasukan pro-Khadafi yang memiliki persenjataan yang lebih baik.

Dewan Keamanan PBB melalui Resolusi No 1973 menyetujui Pasukan Koalisi (AS,Prancis, dan Inggris) menyerang Libya dalam rangka melindungi rakyat sipil. PBB menerapkan zona larangan terbang bagi pesawat Libya. Libya juga dikenakan sanksi embargo senjata.

Pasukan pemberontak merasa terbantu oleh serangan Tentara Koalisi yang membombardir pusat-pusat pertahanan udara Libya. Pasukan Koalisi, melalui operasi Dawn Odyssey, dengan menggunakan pesawat serbamodern dan canggih menghancurkan fasilitas pertahanan militer Libya.

Peranan Tentara Koalisi kemudian digantikan oleh NATO yang terus membombardir pusat-pusat militer Libya agar Khadafi mundur dari kekuasaannya. Posisi Khadafi dari hari ke hari semakin terjepit. Aset kekayaannya di luar negeri dibekukan. Rusia,yang pada awalnya mendukung, mendesak Khadafi mundur dari kekuasaannya.

Khadafi juga kehilangan para pembantu dekatnya.Beberapa menteri,termasuk menteri dalam negeri,mundur dan beberapa petinggi militer membelot. Beberapa duta besar, termasuk Dubes Libya untuk AS dan PBB, undur diri.Mereka menentang cara-cara keras dan tangan besi Khadafi dalam menangani kaum demonstran dan pasukan pemberontak.

Khadafi dan pasukan loyalisnya bertindak brutal terhadap kaum demonstran dan pemberontak. Ratusan demonstran antirezim-Khadafi dan pasukan pemberontak tewas di tangan tentara loyalis Khadafi.Anak laki-laki Khadafi, Saiful Islam, sangat membela sang ayah yang ingin terus melanggengkan rezimnya yang represif dan otoriter.

Meramal Nasib Khadafi

Bagaimanakah “nasib”Khadafi nanti? Ada tiga kemungkinan nasib yang akan menimpa Khadafi. Pertama, pasukan NATO akan membunuh Khadafi. Dengan demikian, rezim Khadafi tumbang dan digantikan oleh pemerintahan lain yang dibentuk secara demokratis.

Namun,opsi ini tidak etis dilihat dari kacamata hukum internasional karena misi tentara NATO sebenarnya sebatas melindungi rakyat sipil dari kekejaman Khadafi, bukan membunuh Khadafi itu sendiri. Karena itu, opsi ini tidak akan dilakukan NATO. Tapi karena Khadafi bersikeras tak mau mundur, bisa jadi NATO akan menyerang dan membunuhnya.

Kedua, karena sudah terdesak, Khadafi akan meninggalkan Libya dan menyerahkan kekuasaan seperti yang terjadi di Mesir dan Tunisia.Pilihan ini juga rasanya tidak mungkin mengingat sikap Khadafi yang keras kepala dan tidak kenal kompromi. Saat Tripoli digempur NATO,Khadafi justru main catur.

Ini menunjukkan Khadafi keras kepala dan sekaligus melecehkan serangan NATO. Ketiga, pasukan loyalis Khadafi tidak berdaya menghadapi gempuran serangan udara tentara NATO. Ini melicinkan jalan bagi pasukan pemberontak untuk mengalahkan Khadafi dan pasukan loyalisnya.

Pasukan pemberontak akan melakukan gerak maju dan akan berhasil menumbangkan rezim Khadafi. Cara ketiga ini tampaknya lebih masuk akal dan dapat dilakukan oleh pasukan pemberontak. Lengkaplah skenario penggulingan Khadafi dengan dikeluarkannya perintah oleh Pengadilan Kriminal Internasional untuk menangkap Khadafi.

Kalau Khadafi berhasil ditangkap, dia akan dibawa ke Pengadilan Internasional dengan tuduhan sebagai penjahat perang. Negaranegara Arab yang tergabung dalam Dewan Kerja Sama Teluk juga mendukung agar Khadafi lengser dan turun dari singgasana kekuasaannya yang sudah berlangsung selama 42 tahun.

Khadafi makin kehilangan legitimasi politik dan kekuasaannya di mata masyarakat internasional. Mampukah Khadafi bertahan? Sejarahlah yang akan menentukan nasib Khadafi.● FAISAL ISMAIL Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Apa Itu Demokrasi?

Menurut Juwono Sudarsono, Indonesia telah lama disebut sebagai “negara demokrasi terbesar ketiga”,setelah India dan Amerika Serikat. Sedikitnya hasil Bali Democracy Forum yang diselenggarakan 9-10 Desember 2010 lalu membuktikan itu.

Di samping itu, kita juga sudah terlalu sering mendengarkan betapa Indonesia dibanggabanggakan sebagai negara yang sangat maju dalam kiprahnya berdemokrasi di permukaan bumi ini, setelah bergulirnya era reformasi. Terlepas dari “prestasi” yang sangat membanggakan itu, realita yang kini dihadapi adalah justru berwujud gambar yang sangat memprihatinkan.

Dalam salah satu tulisan Sayidiman Suryohadiprojo, bahkan dikatakan “Adalah kenyataan bahwa Tanah Air dan bangsa Indonesia sedang diliputi persoalan berat yang membuatnya makin berantakan.Korupsi makin merajalela di semua lapisan masyarakat. Kriminalitas kian merusak dan membahayakan kehidupan. Radikalisme membuat kehidupan bangsa makin jauh dari asas gotong royong. Dan,rakyat belum kunjung sejahtera; yang kaya justru makin kaya.

Lebih lanjut dikatakan pula: “Dalam hal ini, harus ada kesediaan Presiden Yudhoyono turut mewujudkan pergantian pemimpin yang lebih mampu mengatasi berbagai persoalan negara dan bangsa. Sikap demikian mungkin bukan sikap seorang politikus yang biasanya lebih memperhatikan kepentingan pribadinya. Akan tetapi, Presiden Yudhoyono adalah seorang perwira tinggi TNI yang teguh menjalankan Saptamarga, bukan politikus.”

Di sisi lain,anak muda generasi penerus bangsa yang diwakili oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia menilai pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono- Wapres Boediono gagal total setelah enam tahun memimpin.

Penilaian itu didasarkan atas kajian terhadap enam sektor, yaitu hukum, kesehatan, ekonomi, pangan, energi, dan pendidikan. Terlepas dari itu semua, sebuah kenyataan pahit yang tengah dihadapi bangsa ini adalah begitu banyaknya masalah yang muncul ke permukaan, tanpa tanda-tanda adanya upaya mencari solusi penyelesaian dengan tuntas dan baik.

Permasalahan-permasalahan besar yang mencuat telah menjadi bahan gunjingan yang tiada henti di berbagai media, terutama di media televisi dalam bentuk talk show yang nyaris tanpa terputus sepanjang hari, yang terkadang sangat mirip opera sabun murahan.

Solusi Demokrasi

Logis jika muncul pertanyaan, apakah itu semua yang dimaksud dengan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia? Apabila tidak kunjung juga ada tindakan yang mengarah ke perbaikan dari masalah-masalah tersebut, makna demokrasi menjadi satu persepsi yang sangat negatif.

Itu sebabnya kemudian, beberapa waktu yang lalu timbul kabar tentang kerinduan banyak orang terhadap rezim pemerintahan Orde Baru. Satu pemerintahan yang sering dikatakan sebagai otoriter, namun mampu menghadirkan kenyamanan dan keamanan yang dinikmati banyak orang di kala itu.

Visualisasi dari pelayanan umum dan lalu lintas yang amburadul serta kebebasan yang sangat bebas yang terjadi, telah memberikan kesan bahwa itu adalah demokrasi yang dicita-citakan melalui arus perjalanan reformasi.Padahal, bila ingin mendalami secara mudah saja dapat dilihat di Amerika Serikat, sebagai negara demokrasi terbesar, tidak ada kebebasan seperti yang dialami kini di Indonesia.

Demikian pula di India serta di Inggris. Di ketiga negara tersebut, justru banyak aturan yang sangat ketat ditegakkan tanpa pandang bulu dari suatu pemerintahan yang kuat.Terminologi demokrasi telah menjadi pertanyaan besar, bila dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang terjadi di negeri ini terhadap cita-cita yang diinginkan dalam proses reformasi.

Dalam banyak diskusi pemecahan masalah bangsa, dengan segala macam alasan untuk tidak menyalahkan siapasiapa, maka yang mencuat sebagai kesimpulan dari ter-jadinya seluruh kesemrawutan ini adalah belum sempurnanya sistem negara kita. Sistem negara yang dikaitkan dengan tidak jelasnya apakah presidensial ataukah parlementer.

Masalah ini sebagai akibat dari jurus amendemen UUD 1945 yang berhenti di tengah jalan. Lalu, siapakah sang CEO negara ini yang harus mengajak seluruh elite untuk menyempurnakan sistem negara yang dimaksud, menyempurnakan atau mengamendemen UUD 45, agar tidak lagi dapat dijadikan alasan dari kegagalan jalannya satu pemerintahan berwibawa yang dirindukan banyak orang?

Subjek yang harus dikerjakan terlebih dahulu haruslah disusun dengan skala prioritas yang cerdas, dibandingkan dengan hanya membiarkan semua sistem yang selama ini dikatakan “kurang bagus”untuk berjalan saja bergulir tanpa arah yang jelas. Di sini hanya satu yang kemudian menonjol, yaitu “tanggungjawab” sebagai pemimpin.

Banyak yang mengatakan bahwa persoalannya adalah telah menjadi sekadar pada dua hal yang sangat prinsip,yaitu leadership dan manajemen. “Sukses” menjadi negara demokrasi terbesar ketiga di muka bumi ini dengan kondisi yang tengah kita nikmati sekarang, jelas bukanlah sasaran yang diinginkan banyak orang dalam proses reformasi yang tengah bergulir sekarang. Orang justru tengah bertanya, apa itu demokrasi? ● CHAPPY HAKIM Penulis buku Pertahanan Indonesia, Angkatan Perang Negara Kepulauan