13 August 2011

EJAK LANGKAH - Peduli Orangutan hingga Orang Miskin

Sofyan Tan tak terbelenggu hanya pada masalah sosial. Pemikiran dan uluran tangannya juga tercurahkan jauh hingga ke persoalan lingkungan hidup.


Ketika Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM) mulai berjalan mapan dengan sistem pendidikan yang bertumpu pada semangat pembauran dan antidiskriminasi,Sofyan Tan mulai memberikan perhatiannya ke pelestarian alam.

Bersama aktivis lingkungan dari luar negeri,sarjana kedokteran dari Universitas Methodist Indonesia,Sumatera Utara,ini mendirikanYayasan Ekosistem Lestari (YEL) pada awal 2000. Dia pun diangkat sebagai ketua harianYEL.

Menurut Tan,lembaga ini didirikan sebagai respons terhadap munculnya berbagai masalah lingkungan hidup dan konservasi alam,khususnya terhadap ancaman pencemaran serta punahnya sistem pendukung kehidupan yang penting bagi seluruh makhluk di dunia. Di sinilah dia kemudian fokus pada konservasi orangutan. 

”Berdasarkan data terakhir YEL, orangutan sumatera (Pongo abelii) hanya tersisa sekitar 6.600 ekor lagi dalam 10 subpopulasi kecil di Sumatera Utara dan Aceh.Karenanya spesies ini sudah masuk dalam kategori paling terancam punah,”sebut dia. 

Sekadar membandingkan, peraih penghargaan Fellow Ashoka Fellowship untuk Hubungan Antaretnik dan Pendidikan dari Washington ini menyebut populasi orangutan Kalimantan saat ini berkisar 40.000 ekor. Orangutan,menurut Tan,punya jasa yang cukup besar untuk konservasi hutan dan lingkungan.

Setiap hari orangutan bisa mengonsumsi ribuan buah-buahan.Dari biji sisa buah-buahan dan kotorannya dapat tumbuh pepohonan dan pupuk menyuburkan tanaman di hutan. “Dengan adanya orangutan berarti hutan terjaga dan manusia pun dipenuhi kebutuhan oksigennya,” terang dia. 

YEL tumbuh berkembang dan mulai diakui dunia internasional dalam program pelestarian lingkungan. Hingga kini YEL memiliki 10 mitra yang bergerak di lingkungan hidup dari berbagai belahan dunia. Seakan tak puas dengan satu-dua aktivitas,pria yang juga pernah dianugerahi Danamon Award pada 2007 ini kini lebih sering keluar masuk rumah sakit.

Bukan untuk berobat atau menerapkan gelar keilmuannya sebagai dokter,tetapi mengadvokasi masyarakat miskin yang kesulitan dalam membiayai perobatan di rumah sakit. Hal itu dilakoninya dalam setahun terakhir pasca-Pilkada Medan beberapa waktu lalu.

Misalnya membantu keluarga miskin Yusril Tanjung dan Sri Rezeki,warga Datuk Kabu Pasar – III yang anaknya disandera rumah sakit akibat tidak mampu melunasi uang perobatan. Setelah membebaskan keluarga tersebut dari rumah sakit,beberapa dermawan kenalan Sofyan Tan langsung berinisiatif membantu bedah rumah keluarga miskin tersebut. 

Lalu ada Nabilla Syakila,2,6 tahun,putri keempat dari pasangan Agus Siswoyo,48,dan Siti Rohaya,40, yang mengidap penyakit kelainan pada mata.Nabila tidak pernah disentuh peralatan medis karena keluarga tidak sanggup membiayai persalinan.Sofyan Tan pun akhirnya berinisiatif menemui Direktur RSUP Adam Malik.

Awalnya dia datang untuk menjamin segala biaya perobatan. Namun pihak rumah sakit akhirnya membebaskan segala biaya persalinan dan akhirnya atas kebijakan rumah sakit dirinya tidak perlu mengeluarkan uang untuk bisa membantu. m rinaldi khair

No comments:

Post a Comment