18 January 2011

Investment Grade Satu Tingkat Lagi

Monday, 17 January 2011
PERINGKAT surat utang Indonesia kini naik satu tingkat dari Ba2 menjadi Ba1 berdasarkan versi lembaga pemeringkat Moodys Investor Services.

Kenaikan peringkat tersebut telah menempatkan posisi Indonesia satu peringkat di bawah investment grade(peringkat yang layak untuk investasi). Lembaga pemeringkat internasional itu menilai positif Indonesia karena ada perbaikan surat utang pemerintah, penanaman modal asing (PMA) makin prospektif,dan cadangan devisa yang terus membesar.

Kenaikan peringkat tersebut semakin menambah kepercayaan diri pemerintah untuk menarik investor asing sebanyak-banyaknya ke Indonesia. Bagi pemerintah,seperti yang terlontar dari bibir Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan,Rahmat Waluyanto,kenaikan itu sebuah kejutan yang sangat spesial sebab merupakan pengakuan bahwa perekonomian Indonesia sangat berprospek.

“Ini akan menambah confidence investor khususnya asing untuk bertahan di Indonesia,”tegasnya. Selain itu, kenaikan peringkat tersebut juga berdampak pada pengelolaan utang negara, di mana biaya utang bakal makin rendah bila dikaitkan dengan perbaikan profil biaya dan risiko. “Biaya utang dan risiko refinancing rendah karena minat beli investor pada surat berharga negara (SBN) dalam jangka panjang,” ungkap Rahmat.

Kita berharap, kondisi tersebut bukan berarti memberi peluang pemerintah untuk menambah utang lagi sebab jumlah utang yang ada sudah repot untuk membayarnya. Sayangnya, berita positif tentang kenaikan peringkat surat utang Indonesia itu tidak berdampak pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).Posisi indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sejak pembukaan perdagangan pagi sudah terkikis dan terus berada di zona negatif hingga penutupan perdagangan kemarin.Indeks melemah sebesar 33,413 poin (0,94%) ke level 3.535,731.

Pelemahan indeks didampingi nilai tukar rupiah yang berada di posisi Rp9.070 per USD dibandingkan level Rp9.065 per USD pada penutupan sehari sebelumnya. Meski mendapat tambahan “nyawa” baru yang bisa merangsang investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia,pemerintah jangan sampai lengah dengan kenaikan peringkat tersebut.Perekonomian global, sebagaimana diprediksi Bank Dunia,bisa saja balik ke masa krisis seperti yang terjadi pada 2008.

Gejala tersebut mulai merambat melalui kenaikan harga pangan yang cenderung tidak terkendali dan harga minyak mentah dunia yang kini mendekat ke level psikologis USD100 per barel. Bank Dunia sudah menyalakan lampu kuning bahwa pertumbuhan ekonomi yang melambat dan harga komoditas yang melambung tinggi sudah harus diantisipasi secepatnya. Bank Dunia memproyeksikan perekonomian global turun 0,6% menjadi 3,3% tahun ini dari 3,9% pada tahun lalu.

Dan,perekonomian negara-negara berkembang mengempis dari 7% tahun lalu menjadi 6% tahun ini. Sementara itu, pemerintah begitu optimistis pertumbuhan perekonomian nasional akan mengalahkan realisasi pertumbuhan tahun lalu.Tahun ini pertumbuhan ekonomi dipatok sekitar 6,4%, namun angka tersebut dinilai Wakil Presiden (Wapres) Boediono masih rendah dibanding potensi yang ada.

Perekonomian Indonesia bisa tumbuh hingga 8% tahun ini dengan catatan seluruh pemangku kebijakan negara bekerja dengan maksimal. Apa yang diungkapkan Wapres Boediono tersebut merupakan pernyataan tulus dari pemerintah sendiri bahwa segenap komponen bangsa ini belum bersatu padu dalam meraih kebangkitan perekonomian nasional.Tengok saja,para aktor politik sibuk dengan segala “pertengkarannya”yang cenderung mengabaikan kondisi riil yang dihadapi bangsa ini.

Fenomena pertengkaran politik yang cenderung tidak sehat di kalangan elite bangsa ini juga disoroti Moodys Investor Services sebagai catatan pemberian kenaikan peringkat Indonesia.Moodys mengingatkan satu hal yang bisa menghambat perekonomian Indonesia adalah risiko politik dalam sistem politik Indonesia.Karena itu,kita berharap para politikus di negeri ini tidak mengabaikan peringatan dari lembaga survei internasional itu. Jangan sampai peringkat investment grade yang sudah lama diidamidamkan dan kini sudah di depan mata menjauh lagi.(*) 

No comments:

Post a Comment