25 March 2011

Mengapa Belum Terungkap?

Friday, 25 March 2011
Sejak pertama kali mencuat pada Selasa (15/3), peneror paket bom belum juga diungkap. Tepat sepuluh hari lamanya, aksi paling menonjol dari kepolisian adalah menyebarkan sketsa wajah kurir pengirim paket bom buku yang akhirnya meledak.


Tidak lebih dari itu. Jangankan otak pelaku bom buku, kurir yang sketsanya sudah digambar belum juga ketemu. Sementara di berbagai daerah paket bom buku masih terus menyisakan ketakutan.Warga masih dilanda kepanikan ketika menghadapi paket mencurigakan yang mereka terima. Satuan Gegana Polri pun berkali-kali mendatangi laporan penemuan paket mencurigakan. Selasa (22/3) misalnya sebuah kardus putih sempat menggegerkan Kampus Universitas Indonesia pada waktu yang bersamaan dengan kuliah umum Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao.Petugas keamanan khawatir kardus itu berisi bahan peledak.

Kampus sempat geger. Tim penjinak bahan peledak segera mengamankan kardus itu.Ternyata, kardus itu berisi laptop yang baru saja dibeli seorang peserta kuliah umum. Kemarin, anggota Polda Sumbar direpotkan paket kardus dicurigai berisi bom yang ditemukan nelayan di kawasan Pantai Padang.Ternyata,tim gegana hanya menemukan kaleng berisi cat dan baterai. Pertanyaannya, mengapa begitu sulit bagi polisi untuk menemukan pelaku paket bom? Bukankah jika di nalar secara logika, lebih mudah mengungkap aktor di balik paket bom dibandingkan membongkar jaringan teroris yang sudah berakar. Mengimbau saja kepada masyarakat agar melapor jika menemukan barang mencurigakan tentu tidak cukup.

Untuk menghentikan keresahan, yang diperlukan adalah membekuk pelaku dan tentu saja jaringannya. Masyarakat tidak bisa disuruh bersabar. Jika belum juga terungkap, bukan tidak mungkin para pelaku makin leluasa meneruskan aksinya. Pelaku seakan menemukan ruang yang makin luas dan lebar untuk meneruskan aksinya.Kelanjutannya bisa seperti teori Jendela Pecah. Jika aksi yang kecil dibiarkan begitu saja, bukan tidak mungkin muncul aksi lanjutan dalam skala yang lebih besar. Ingat saja aksi bom berdaya ledak tinggi yang makin menjadi-jadi ketika jaringan pelakunya tak kunjung terungkap.

Sulit terungkapnya kasus paket bom juga bisa menipiskan kepercayaan masyarakat atas keberhasilan polisi dalam memberantas jaringan terorisme. Bukankah selama ini polisi berhasil mengungkap gembong teroris kelas kakap? Sukses yang dicapai berturut-turut hingga Polri mendapat apresiasi dari dunia internasional. Tetapi, mengapa untuk mengungkap paket bom buku masih kesulitan? Yang juga perlu diperhatikan, jangan sampai ada dugaan dari publik bahwa paket bom ini sengaja mainan pihakpihak tertentu demi tujuan politis. Kasus paket bom seharusnya menjadi tantangan besar bagi polisi. Bukan seharusnya menganggap sepele karena skalanya yang kecil dan targetnya perorangan.

Asal seluruh jajaran bekerja serius,pengungkapan kasus paket bom tidak akan rumit. Memberi ruang bagi kemungkinan peredaran paket bom lain akan sangat berbahaya. Bayangkan jika paket semacam ini meledak dalam sebuah alat transportasi. Bukankah risikonya akan sangat besar? Selain pengungkapan,yang paling mendasar adalah antisipasi agar paket serupa tidak makin meluas dan meresahkan masyarakat. Budaya menyepelekan segala sesuatu yang mencurigakan harus dihapus.

Aparat keamanan di mana pun dan dalam situasi apa pun harus selalu dalam status high alert.Tanpa ada perhatian lebih, setiap saat hantu paket bom akan terus mengusik rasa aman masyarakat. ● 

No comments:

Post a Comment