08 November 2011

Detak Jantung Tak Teratur Berisiko Stroke

Waspada jika Anda merasakan jantung yang berdetak tidak teratur dan sering berdebardebar atau gemetar. Kemungkinan Anda menderita fibrilasi atrium, yang merupakan faktor risiko utama terserang stroke.

Di Indonesia,penyakit stroke merupakan penyebab kematian tertinggi untuk kategori penyakit tidak menular dan saat ini jumlah penderitanya terus meningkat tajam.Sementara di dunia,setiap enam detik,satu orang meninggal karena stroke.Artinya,setiap tahun hampir 6 juta jiwa meninggal karena stroke.

Menurut Dr dr Yoga Yuniadi SpJP(K) dari Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,salah satu faktor risiko stroke yang belum banyak diketahui masyarakat di Tanah Air adalah akibat atrial fibrillationatau fibrilasi atrium.Ini merupakan gangguan irama jantung yang paling banyak ditemukan dan merupakan salah satu faktor risiko utama stroke iskemik. “Individu yang menderita fibrilasi atrium berisiko stroke lima kali lipat dibandingkan dengan populasi umum.

Dan, fibrilasi atrium merupakan penyebab utama dari 15–20% keseluruhan insiden stroke,” ujar dia saat temu media dalam rangka peringatan Hari Stroke Sedunia kerja sama PT Bayer Indonesia divisi Bayer HealthCare Pharmaceutical danYayasan Stroke Indonesia (Yastroki) di Hotel Intercontinental, Jakarta,beberapa waktu lalu. Dia menjelaskan,fibrilasi atrium terjadi bila serambi jantung atau atrium berdetak tidak teratur.Dalam keadaan normal,jantung memiliki semacam generator dan kabelkabel listrik sehingga denyut yang dihasilkan bisa berjalan teratur.

Namun karena kondisi tertentu,generator tersebut tidak berfungsi dan digantikan oleh generator-generator kecil yang berada di serambi jantung. KataYoga,jumlah generator kecil sebagai sumber listrik aktif dapat mencapai 350 buah,yang lalu berlombalomba masuk ke dalam sistem induksi bilik jantung.“Keadaan ini menyebabkan detak jantung menjadi tidak konsisten, kadang cepat,kadang malah melambat.Ini yang disebut dengan fibrilasi atrium,“ ucapnya.

Akibat denyut jantung yang tidak teratur,lanjut Yoga, penderita fibrilasi atrium rentan mengalami penggumpalan darah di dalam atrium,khususnya di bagian atrium kiri yang disebabkan aliran darah yang abnormal dan menggenang. Bekuan darah tersebut dapat berjalan mengikuti aliran darah menuju ke otak dan menyebabkan stroke iskemik. “Serangan stroke terkait dengan fibrilasi atrium umumnya lebih berat,dampaknya lebih buruk,dan perawatannya lebih lama dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki fibrilasi atrium,” tandasnya.Untuk mendeteksi denyut yang tak teratur,ujar dia,cukup mudah.

Jantung orang dewasa umumnya akan berdenyut antara 60 sampai 100 detak per menit. Jika Anda periksa jumlahnya lebih cepat atau lebih lambat dari itu,Anda musti waspada.“Pasien fibrilasi atrium juga biasanya merasa ada satu waktu di mana denyut jantungnya berhenti sekejap,” ungkapYoga.Selain detak jantung yang tak beraturan, lanjut dia,gejala lain fibrilasi atrium yang paling mudah diidentifikasi adalah seringnya jantung berdebar-debar atau gemetar,nyeri atau rasa tidak nyaman di dada,kesulitan bernapas,pusing,dan pingsan.

Namun,banyak juga pasien penyakit ini yang tidak menunjukkan gejala-gejala yang jelas atau non-spesifik.Sering kali diagnosa fibrilasi atrium ditegakkan oleh dokter saat pasien berkonsultasi tentang kondisi lain,baik yang berhubungan atau tidak terkait sama sekali dengan masalah jantung. Yoga menyebutkan,penyebab fibrilasi atrium di antaranya usia lanjut,pria,etnis Kaukasia,hipertensi,diabetes, penyempitan katup jantung, gagal jantung,dan penyakit jantung koroner.

“Gaya hidup juga berkaitan dengan timbulnya fibrilasi atrium,khususnya pada asupan garam berlebih dan pola makan tinggi karbohidrat,” kata dia.rendra hanggara

No comments:

Post a Comment