ak salah memang bangsa ini disebut sebagai salah satu bangsa yang paling kaya di dunia. Berbagai potensi kita miliki mulai dari potensi sumber daya alam (SDA),sumber daya manusia (SDM) hingga kekayaan budaya yang tak berhingga nilainya.
Sayangnya sering kali bangsa Indonesia tidak menyadari berkah yang dilimpahkan oleh Tuhan terhadap orang yang tinggal di gugusan belasan ribu pulau ini.Terkadang bahkan bangsa lain yang lebih menghargainya. Belakangan ini sebuah semangat yang sangat melegakan muncul ke permukaan. Mulai banyak insan negeri ini yang ingin menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa ini adalah bangsa kaya yang sadar potensinya, terutama di bidang kebudayaan.
Mereka ingin menunjukkan bahwa bangsa ini duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain yang memiliki kelas kebudayaan yang tinggi. Salah satu yang menjadi ujung tombak adalah batik. Misalnya dengan diadakannya World Batik Summit I di Balai Sidang Jakarta dari 28 September–2 Oktober 2011 dengan mengusung tema “Global Home of Batik”. Batik adalah salah satu hasil budaya asli bangsa ini yang telah mendapatkan pengakuan langsung dari United Nations Educational,Scientific,and Cultural Organization (UNESCO) sebagi warisan budaya dunia tak benda (intangible) yang asli dari Indonesia.
Pengakuan ini adalah sebuah bukti nyata kekayaan budaya bangsa sekaligus mementahkan klaim negara tetangga akan budaya yang sudah berakar ribuan tahun dalam sejarah Indonesia ini. Tak kurang desainer-desainer ternama dari dalam maupun luar negeri menjadikan batik sebagai sumber inspirasi desainnya. Misalnya Hermes yang walaupun baru hanya menggunakan motifnya saja, hal itu menunjukkan kepada dunia bahwa batik memiliki citarasa tinggi yang bisa diterima kalangan creme de la creme kaum jetset dunia.
Mungkin suatu saat akan banyak desainer ternama dari dalam dan luar negeri yang mampu memperkenalkan dan menghadirkan batik tidak hanya dalam motifnya saja, tetapi secara holistis memaknai batik,yaitu dari motif, bahan yang digunakan, kualitas benangnya,kerumitan pewarnaannya,dan posisinya dalam budaya. Mungkin batik juga akan didorong agar menjadi busana dan budaya semua golongan umur,tidak hanya kalangan tua. Untuk mendorong batik menjadi lebih kuat,ada beberapa hal yang perlu di[perhatikan.Pertama,kesejahteraan perajin.
Selama ini para perajin hidup di bawah garis kemiskinan.Mereka dibayar hanya dalam level puluhan ribu rupiah untuk satu batik yang pengerjaannya sangat rumit dan butuh keahlian khusus. Inilah salah satu alasan yang membuat regenerasi pembatik mandek dan bisa membahayakan kelangsungannya. Sebagai dampak ikutannya, produksi batik asli tak akan mampu memenuhi kebutuhan pasar yang terus melonjak. Kedua, batik yang selama ini dipamerkan masih terlalu mahal untuk dicapai kelas menengah, apalagi bawah.Padahal agar bisa terus melekat di hati bangsa,batik kualitas terbaik juga harus bisa dijangkau masyarakat dari segala kelas.
Ketiga, dunia mode jangan menjadikan batik hanya sebagai salah satu tren mode saja. Karena jika seperti itu, dia akan bernasib sama seperti umumnya tren di dunia mode yang timbul tenggelam. Keempat, pemerintah harus lebih proaktif dalam menjangkau kalangan internasional agar semua tahu bahwa budaya ini asalnya dari Indonesia.Ada andil kita juga dalam klaim Malaysia terhadap batik. Harus kita akui negara tetangga ini mengeksplorasi batik lebih baik.
Majunya batik ke dunia internasional tentu membanggakan. Namun, agar tidak mengulang kesalahan, ada baiknya juga pemerintah memperhatikan warisan budaya lainnya seperti songket,tenun,dan kain tradisional lainnya.Semuanya harus maju bersama sebagai warisan ternilai bangsa ini.
Sayangnya sering kali bangsa Indonesia tidak menyadari berkah yang dilimpahkan oleh Tuhan terhadap orang yang tinggal di gugusan belasan ribu pulau ini.Terkadang bahkan bangsa lain yang lebih menghargainya. Belakangan ini sebuah semangat yang sangat melegakan muncul ke permukaan. Mulai banyak insan negeri ini yang ingin menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa ini adalah bangsa kaya yang sadar potensinya, terutama di bidang kebudayaan.
Mereka ingin menunjukkan bahwa bangsa ini duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain yang memiliki kelas kebudayaan yang tinggi. Salah satu yang menjadi ujung tombak adalah batik. Misalnya dengan diadakannya World Batik Summit I di Balai Sidang Jakarta dari 28 September–2 Oktober 2011 dengan mengusung tema “Global Home of Batik”. Batik adalah salah satu hasil budaya asli bangsa ini yang telah mendapatkan pengakuan langsung dari United Nations Educational,Scientific,and Cultural Organization (UNESCO) sebagi warisan budaya dunia tak benda (intangible) yang asli dari Indonesia.
Pengakuan ini adalah sebuah bukti nyata kekayaan budaya bangsa sekaligus mementahkan klaim negara tetangga akan budaya yang sudah berakar ribuan tahun dalam sejarah Indonesia ini. Tak kurang desainer-desainer ternama dari dalam maupun luar negeri menjadikan batik sebagai sumber inspirasi desainnya. Misalnya Hermes yang walaupun baru hanya menggunakan motifnya saja, hal itu menunjukkan kepada dunia bahwa batik memiliki citarasa tinggi yang bisa diterima kalangan creme de la creme kaum jetset dunia.
Mungkin suatu saat akan banyak desainer ternama dari dalam dan luar negeri yang mampu memperkenalkan dan menghadirkan batik tidak hanya dalam motifnya saja, tetapi secara holistis memaknai batik,yaitu dari motif, bahan yang digunakan, kualitas benangnya,kerumitan pewarnaannya,dan posisinya dalam budaya. Mungkin batik juga akan didorong agar menjadi busana dan budaya semua golongan umur,tidak hanya kalangan tua. Untuk mendorong batik menjadi lebih kuat,ada beberapa hal yang perlu di[perhatikan.Pertama,kesejahteraan perajin.
Selama ini para perajin hidup di bawah garis kemiskinan.Mereka dibayar hanya dalam level puluhan ribu rupiah untuk satu batik yang pengerjaannya sangat rumit dan butuh keahlian khusus. Inilah salah satu alasan yang membuat regenerasi pembatik mandek dan bisa membahayakan kelangsungannya. Sebagai dampak ikutannya, produksi batik asli tak akan mampu memenuhi kebutuhan pasar yang terus melonjak. Kedua, batik yang selama ini dipamerkan masih terlalu mahal untuk dicapai kelas menengah, apalagi bawah.Padahal agar bisa terus melekat di hati bangsa,batik kualitas terbaik juga harus bisa dijangkau masyarakat dari segala kelas.
Ketiga, dunia mode jangan menjadikan batik hanya sebagai salah satu tren mode saja. Karena jika seperti itu, dia akan bernasib sama seperti umumnya tren di dunia mode yang timbul tenggelam. Keempat, pemerintah harus lebih proaktif dalam menjangkau kalangan internasional agar semua tahu bahwa budaya ini asalnya dari Indonesia.Ada andil kita juga dalam klaim Malaysia terhadap batik. Harus kita akui negara tetangga ini mengeksplorasi batik lebih baik.
Majunya batik ke dunia internasional tentu membanggakan. Namun, agar tidak mengulang kesalahan, ada baiknya juga pemerintah memperhatikan warisan budaya lainnya seperti songket,tenun,dan kain tradisional lainnya.Semuanya harus maju bersama sebagai warisan ternilai bangsa ini.
I Love Indonesia..
ReplyDeleteI love Batik....
:D
I Love Batik . . . .
ReplyDeleteI love Jawa . . . .